HARIAN DISWAY - Mesir akhirnya membuka perbatasan Rafah untuk para pengungsi yang akan dievakuasi dari wilayah Gaza yang saat ini tengah dikepung Israel pada Rabu, 1 November 2023 pagi waktu setempat.
Perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir dibuka pertama kali sejak perang Israel-Hamas makin memburuk setelah Israel putuskan blokade air, bahan makanan, bahan bakar, dan listrik ke Gaza.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi mengenai sampai kapan perbatasan Rafah akan dibuka.
BACA JUGA: Mengenal Pasukan Houthi Yaman yang Bantu Palestina Serang Israel
Otoritas Perbatasan dan Penyeberangan Gaza menyatakan bahwa lebih dari 500 warga negara asing dan warga berkewarganegaraan ganda akan diizinkan untuk meninggalkan Gaza dengan melewati perbatasan tersebut.
Sebelumnya, pihak berwenang telah merilis daftar warga yang diizinkan untuk memasuki perbatasan tersebut pada Rabu, 1 November 2023 pukul 7 pagi waktu setempat.
BACA JUGA: Tolak Warga Israel, Massa Pro-Palestina Menyerbu Bandara di Makhachkala, Dagestan, Rusia
Puluhan warga Palestina yang terluka dan membutuhkan perawatan medis di Mesir dikabarkan juga akan diizinkan untuk memasuki perbatasan Rafah dan meninggalkan wilayah Gaza yang terkepung dan dilanda perang tersebut.
200 Truk-truk pengirim bantuan sebelumnya telah lebih dahulu melalui perbatasan Rafah untuk mengirimkan bantuan ke Gaza sejak bulan Oktober lalu.
Namun, sejak saat itu belum ada warga yang diizinkan untuk melewati perbatasan tersebut hingga Rabu, 1 November 2023.
Pada Rabu pagi waktu setempat, antrian terbentuk di depan lokasi terminal menunggu giliran memasuki terminal untuk selanjutnya dapat diizinkan memasuki wilayah Mesir.
Setelah diperbolehkan masuk ke area terminal, juga terjadi antrian besar di sekitar loket-loket perbatasan untuk pemeriksaan lanjutan terkait paspor dan dokumen-dokumen lainnya.
BACA JUGA: Israel Nyatakan Operasi Darat di Gaza Sudah Dimulai, Pertempuran Sengit Terjadi dengan Hamas
Beberapa mobil ambulans yang membawa korban luka dan sakit juga nampak masih menunggu dan belum ada yang diizinkan untuk meninggalkan Gaza.