Ayo Ramaikan! Bakal Ada Tiga Aksi Teatrikal Perang di Parade Juang 2023

Minggu 05-11-2023,10:54 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Mohamad Nur Khotib

SURABAYA, HARIAN DISWAY– Parade Juang 2023 bakal digelar sore ini mulai pukul 15.00. Pasti berlangsung seru. Sebab, selain konvoi kendaraan kuno, acara ini juga menyajikan aksi teatrikal di tiga titik.

Semua aksi teatrikal perang Parade Juang ini, tentu saja, untuk memperingati perjuangan para pahlawan dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan. Yang jatuh pada 10 November 1945.

BACA JUGA:Penting! Berikut Titik Pengalihan Arus Lalu Lintas dan Lokasi Parkir Parade Juang 2023

BACA JUGA:Parade Juang Digelar Minggu Sore, Tak Lagi Pakai Jeep, Eri Cahyadi: Bakal Ada yang Beda dari Tahun Sebelumnya

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan, selain atraksi perang 10 November 1945 sepanjang parade, akan ada atraksi Pertempuran Mulyorejo, dan Pertempuran Kedung Klinter.

Perang 10 November sepanjang parade akan mementaskan peristiwa Ultimatum Inggris hingga penyerahan Bendera Merah Putih. Kemudian Perang Mulyorejo digelar di Perempatan Gedung Siola, dan Pertempuran Kedung Klinter di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya.

Peristiwa bersejarah saat ultimatum Inggris terjadi pada 9 November 1945. Akan dipentaskan ketika Pemerintah Pusat yanng diwakili Ahmad Soebardjo menyerahkan keputusan pada wali kota Surabaya saat itu, Doel Arnowo.

Heri Purwadi, kabid kebudayaan Disbudporapar Surabaya, akan memerankan Doel Arnowo. Kemudian melaporkan kepada Gubernur Jawa Timur Suryo yang diperankan oleh Wali Kota Surabaya Cahyadi. 

“Laporan ini untuk membuat langkah-langkah menghadapi Ultimatum Tentara Inggris,” ujar  Wiwie. Berlanjut dengan pidato Gubernur Suryo di Radio RRI. Didengarkan komponen perlawanan Laskar Arek-Arek Suroboyo.

BACA JUGA:Yang Unik-Unik daru Parade Juang (1): Tolak Perang dengan Kostum Perang

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Libatkan Warga di Parade Juang

Usai azan subuh, perang 10 November 1945 tercetus. Ditandai dentuman meriam dari Tanjung Perak ke arah Selatan. Beriring dengan pidato Bung Tomo yang menggelegar.

“Setelah Perang 10 November 1945 laskar putri menutupi para jasad dengan kain merah putih dan diiringi pembacaan puisi oleh Ibu Ketua Tim Pengerak PKK Kota Surabaya,” ungkapnya.

Ibu-ibu PKK itu akan membacakan puisi berjudul Gugur. Lantas dilanjutkan dengan nyanyian Gugur Bunga sekaligus prosesi Bendera Merah Putih oleh perwakilan veteran dan peran pejuang.

Hingga akhirnya Bendera Merah Putih diserahkan ke Wali Kota Surabaya. Diiringi para pejuang. Lalu diserahkan ke Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra).

Kategori :