Mixture Coastal Batik Festive, pameran batik tulis di Wisma Jerman. Para pengunjung melihat berbagai jenis kain batik yang dipajang dalam pameran Mixture Coastal Batik Festive di Wisma Jerman.-Muchamad Ma'ruf Zaky-
Batik Adik Baji semula hanya digunakan sebagai kain untuk menggendong anak. Dalam perkembangannya, kain itu dipakai sebagai busana. Batik itu pun menjadi salah satu koleksi langka yang dimiliki Yuliati.
Semua batik yang dimilikinya merupakan khas batik pesisiran. Tersebar dari kawasan pesisir Jawa hingga Madura. Dalam tiap jenisnya, bagi Yuliati menyimpan aneka kisah dan doa, serta cermin bersatunya berbagai pengaruh budaya.
Mike Neuber, direktur Wisma Jerman mengapresiasi pameran Mixture Coastal Batik Festive. Dalam acara itu pun Mike mengenakan batik.
"Ya, saya suka batik. Tapi repotnya, kalau beli pakaian batik, jarang ada yang sesuai dengan ukuran tubuh saya," ungkapnya, kemudian tertawa. "Jadi memang harus pesan dulu," tambah pria dengan tinggi 192 cm tersebut.
Bagi Mike, batik merupakan kekayaan tradisi Nusantara yang harus terus dilestarikan. Terlebih saat ini banyak model busana batik kekinian. "Kalau saya pulang ke Jerman, pasti membawa beberapa batik, oleh-oleh buat keluarga. Orang Jerman banyak yang suka juga dengan keunikan motif batik," ungkapnya.
Mixture Coastal Batik Festive, pameran batik tulis di Wisma Jerman. Mike Neuber, direktur Wisma Jerman, melihat kain batik Masin yang dipajang dalam Mixture Coastal Batik Festive. Mike juga penggemar batik.-Muchamad Ma'ruf Zaky-
Selain pameran, acara tersebut memiliki serangkaian agenda lainnya. Yakni workshop membatik pada 7 November, yang mengajak semua peserta mengenal tahapan pembuatan batik. Mulai dari pembuatan pola hingga mencanting.
Hari ketiga, digelar workshop drapery. Yakni memperkenalkan cara mengenakan kain batik tanpa menjahit atau mengguntingnya. Ada pula talkshow tentang batik, dan pada hari terakhir digelar bursa batik. Terdapat harga menarik untuk ratusan kain batik tulis dari berbagai wilayah di Jawa dan Madura. (*)