HARIAN DISWAY - Kekhawatiran akan meluasnya perang Israel - Hamas menjadi konflik level regional semakin menjadi ketika kelompok pemberontak Houthi di Yaman mulai ikut campur.
Hal tersebut mengemukan saat Houthi menyatakan telah melakukan beberapa serangan misil dan drone ke Israel pada Selasa 31 Oktober lalu. Meski hingga hari ini, belum ada konfirmasi yang valid tentang serangan tersebut. Jenis rudal yang digunakan Houthi untuk menyerang Israel adalah Burkan-3. Dilansir dari Armyrecognition, rudal balistik tersebut merupakan varian baru dan lebih canggih dari seri rudal balistik Burkan-2H yang dimiliki oleh Houthi. BACA JUGA:Apa Hubungan Iran dan Houthi? Kelompok Milisi Yaman yang Nyatakan Perang Terhadap Israel Apa Itu Rudal Balistik Burkan-3? Dilansir dari Indomiliter, istilah “Burkan” memiliki arti "Gunng Api" dalam bahasa Arab. Rudal balistik Burkan memiliki kesamaan dengan rudal Scud yang awalnya dikembangkan oleh Uni Soviet. Keluarga rudal Scud adalah jenis rudal balistik taktis yang telah menjadi cetak biru untuk pengembangan banyak rudal-rudal balistik lain di berbagai negara. Persamaan dalam desain dan karakteristik operasional antara rudal Burkan dan rudal Scud telah menjadi topik perdebatan dan analisis. Burkan-3 atau Borkan-3 pertama kali muncul ke publik pada Agustus 2019 melalui video yang dirilis oleh pemberontak Houthi Yaman. BACA JUGA:Kisah Musuh Baru Israel: Pasukan Houthi Jatuhkan Pemerintah Yaman 2014 Informasi dari sumber terbuka pada saat itu menyebutkan bahwa rudal tersebut digunakan dalam upaya untuk menyerang kota Dammam di Arab Saudi, meskipun tidak ada serangan yang dapat dikonfirmasi. Analisis teknis terhadap Burkan-3 mengungkapkan bahwa kemungkinan besar rudal tersebut merupakan variasi dari rudal Qiam buatan Iran, tetapi dengan tangki propelant (bahan bakar) yang lebih panjang dan muatan hulu ledak yang lebih kecil. Burkan-3 pada intinya merupakan senjata taktis dan bukan senjata pemandu presisi. Penurunan muatan yang diperlukan untuk mencapai jarak yang lebih jauh dapat mengurangi tingkat akurasi dan dampak yang dihasilkan oleh rudal ini. Spesifikasi Rudal Balistik Burkan-3Jangkauan rudal balistik Burkan-3. Rudal tersebut mampu mencapai target sejauh 1.200-2.000 km. -Indomiliter- Dilansir dari Armyrecognition, varian rudal baru milik Houthi ini memiliki jangkauan setidaknya 1.200 km sehingga mampu menjangkau wilayah Israel. Sekretaris Pers Pentagon Jenderal Pat Ryder justru mengatakan bahwa Houthi memiliki rudal balistik yang mampu mencapai jarak sekitar 2.000 km (1.240 mil). Dengan jangkauan tersebut, Burkan-3 hampir menjangkau seluruh wilayah Timur Tengah, bahkan sepenuhnya wilayah Arab Saudi. BACA JUGA:Menakar Kekuatan Pasukan Houthi Yaman, Perang Saudara Melawan Arab, Kini Bela Palestina Meskipun memiliki kemampuan dalam menyerang target dari jarak jauh, Burkan-3 memiliki tingkat akurasi yang buruk. Area yang terkena dampak Burkan-3 juga relati f kecil. Dilansir dari B reakingdefence, hal itu membuat tingkat kerusakan pada target tertentu adalah nol. Berikut merupakan spesifikasi rudal balistik Burkan-3 jika dibandingkan dengan rudal balistik lainnya menurut situs web B reakingdefence.
Perbandingan spesifikasi rudal balistik Burkan-3 milik Houthi dengan rudal balistik lainnya. -Breakingdefense- Riwayat Houthi dalam Penggunaan Rudal Balistik Selain Burkan-3, Houthi pernah menggunakan rudal balistik lainnya. Misalnya, Houthi pernah menggunakan rudal Scud Hwasong-5 dan Hwasong-6 milik Korea Utara serta Burkan-2H. Rudal tersebut menargetkan Arab Saudi sejak negara tersebut melakukan intervensi dalam perang Saudara Yaman 2015. Selama perang tersebut , Houthi memiliki fasilitas peluncuran Scud di Sana’a , Yaman . Panel Pakar PBB untuk Yaman telah melakukan penyelidikan terhadap puing-puing rudal yang digunakan oleh Houthi dalam serangan terhadap Arab Saudi. Dalam serangan terhadap Najran pada Mei 2017, Hwasong-6 terbang sejauh 611 km. Adapun rudal Burkan-2H digunakan dalam serangan terhadap Yanbu pada tanggal 22 Juli 2017. Serangan lainnya dengan jarak yang lebih jauh mencapai Riyadh pada tanggal 4 November 2017.(*)