Dari data tersebut, dia menyampaikan bahwa gerakan perempuan penjaga hutan ini diharapkan akan menjadi antisipasi ancaman ketahanan pangan yang harus disikapi dengan serius mulai dari sekarang.
Penandatanganan Kerjasama menjadi acara selanjutnya. Kerja sama ini dilakukan untuk mendukung 34 KUPS dari berbagai daerah.
Momen penandatanganan kerjasama antara pendamping KUPS dengan ANGIN untuk mendukung 34 KUPS dari berbagai daerah-M Ahkyar Shubekhi/HARIAN DISWAY-
Dilakukan antara pendamping KUPS dengan Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) dilakukan secara digital oleh Direktur Eksekutif PUPUK Surabaya Ike Sulistiowati dan Director of Advisory Saskia Tjokro.
Dilanjut dengan sesi talkshow bersama 7 pembicara yang berbincang mengenai gerakan untuk mendukung keterlibatan perempuan dan anak muda dalam mengelola hutan di Indonesia.
Terlihat antusiasme para peserta. Mereka mencatat dan mendengarkan dengan seksama obrolan pada siang hari itu.
Acara yang menjadi sesi diskusi untuk berbagi keluhan dan pemecahan masalah ini sudah dimulai. Mereka dipisah dalam 4 ruangan dengan tema diskusi yang diminati.
Tema pertama yakni Akses Wilayah Kelola Bagi Kelompok Perempuan, tema kedua adalah Akses Pendanaan dan Pasar Bagi Kelompok Perempuan dan Anak Muda Pengelola Perhutanan Sosial.
Tema Ketiga adalah Aksi Anak Muda dalam Menjaga Hutan dan Ketahanan Pangan, lalu tema keempat yakni Pemanfaatan STEM dalam Pengelolaan Lahan dan Hutan Secara Berkelanjutan.
Suasana diskusi tematik Pemanfaatan STEM dalam pengelolaan Lahan dan Hutan Secara berkelanjutan oleh peserta yang berasal dari Timika, Papua Tengah-M Ahkyar Shubekhi/HARIAN DISWAY-
Pada sesi diskusi tematik, peserta diminta untuk menyampaikan isu atau permasalahan apa yang sedang diperbincangkan di daerah mereka. Akan berlangsung penyampaian argumen dan pencarian solusi bersama para narasumber sesuai dengan bidangnya.
Selain keempat rangkaian acara tersebut, Hana menjelaskan bahwa 300 perempuan yang tergabung dalam gerakan ini tidak hanya menjaga. Namun, juga memanfaatkan dengan mengelola sumber daya yang ada.
Terdapat pameran produk hasil dari garapan mereka. Ada berbagai jenis kopi, serbuk rangkie, jajanan keripik yang berbahan ketela, gula aren, teh berbahan sereh wangi, dan ada juga tas rajut dari bahan alam.
Setelah acara usai, akan terpampang foto para peserta yang sudah dipajang di depan ruangan. Satu per satu wajah peserta terlihat jelas dengan ekspresinya masing-masing. Mereka bisa mendapatkan foto mereka dengan membayar tarif dengan nominal Rp 20 ribu. (Wafiqul Azizah)