MENCERMATI visi-misi capres-cawapres yang sudah mendaftar di KPU, ada hal menarik terkait dengan kebijakan pangan. Semua pasangan ternyata merasa ada problem dalam hal pangan di Indonesia.
Pangan merupakan kebutuhan dasar utama manusia. Karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk tidak kurang dari 280 juta jiwa, perlu ada kebijakan strategis dalam pengelolaan pangan.
Secara historis dan kultural, Indonesia memiliki catatan kearifan lokal dalam pemenuhan dan pengelolaan pangan di setiap daerah. Jika ditopang dengan kebijakan pemerintah dari capres terpilih, itu niscaya akan menjadi lumbung pangan dan kekuatan nasional.
BACA JUGA:Dukung Ketahanan Pangan, Ditpolairud Polda Jatim Beri Bantuan Ribuan Bibit Lele
BACA JUGA:Harga Pangan Naik tapi Harga BBM Turun, Simak Harga Terbaru 4 November 2023!
Menurut data FAO tahun 2022, Indonesia menduduki peringkat tertinggi di antara negara-negara ASEAN sebesar 5,9 persen dari total populasi mengalami kelaparan (sekitar 16,2 juta orang di Indonesia).
Angka itu lebih baik daripada di Timor Leste yang mencapai 22,3 persen, tetapi tetap menjadi sebuah ironi di negara yang sering dijuluki sebagai ”tanah surga”.
Rentannya perubahan harga bahan pokok juga sering terjadi saat momen perayaan agama dan nasional. Harga bahan makanan juga mudah goyah mengalami fluktuasi tajam. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat sering gagap dalam menghadapi lonjakan harga yang sebenarnya sering terjadi.
BACA JUGA:Sampai Kapan El Nino Berlangsung? Ini Penjelasan BMKG Beserta Dampaknya pada Ketahanan Pangan
BACA JUGA: Satgas Pangan Polres Malang Sidak Pasar Beras
Indonesia memiliki catatan sejarah panjang dalam pengelolaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Selama berabad-abad, masyarakat Indonesia telah mengembangkan berbagai sistem pertanian, termasuk sistem ladang berpindah, irigasi sawah, dan penanaman berbasis laut.
Indonesia menjadi rumah bagi lebih dari 300 kelompok etnis yang masing-masing memiliki budaya dan tradisi unik sendiri. Budaya dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat suku-suku memainkan peran penting dalam menjaga ketahanan pangan.
Budaya pertanian tradisional masih mendominasi kehidupan masyarakat di Indonesia, pengetahuan tentang bercocok tanam diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
BACA JUGA:Penyediaan Pangan Berbasis Teknologi
BACA JUGA:Jaga Ketahanan Pangan, BMKG Ajari Petani Untuk Adaptasi Perubahan Iklim