Di istana, Abimanyu dan Gatotkaca dinasihati Semar dan Dewi Subadra, ibunya, serta bibinya, Srikandi. Bahwa mereka terlalu terlena dengan rasa percaya diri. Bahkan berangkat menjemput wahyu tanpa berpamitan pada ibunya.
"Ingatlah Nak, restu ibu mengalahkan kesaktian beratus-ratus pusaka yang ada di dunia," ujar Semar. Abimanyu berhatur sembah, meminta ampun. Setelah itu ia memohon restu untuk kembali berangkat ke Hutan Krendhawahana.
Lesmana bersemadi di hutan itu. Namun, ia tak tahan godaan Batari Maningrat. Ia tentu bukan sosok pemimpin terpilih. Kemudian putra Kresna, Raden Samba, juga bertapa di Krendhawahana. Namun, ia gagal pula. Karena tak tahan godaan makanan enak yang dibawa Gareng, Petruk dan Bagong.
Tokoh Raden Samba yang gagal menerima wahyu cakraningrat karena tak tahan godaan makanan. -Julian Romadhon/HARIAN DISWAY-
Hingga Abimanyu yang bertapa di sana. Saudaranya, Gatotkaca, menjaga tempat pertapaan itu dan mengalahkan para Kurawa. Abimanyu berhasil lepas dari gangguan para raksasa, serta perempuan cantik jelmaan Batari Maningrat.
Batara Cakraningrat pun menyatu dalam tubuhnya. Abimanyu terpilih sebagai penerima wahyu cakraningrat. Bukan Arjuna, ayahnya, atau Werkudara, pamannya, bahkan bukan pula saudara-saudaranya yang lain.
BACA JUGA: Pameran ”Wayang dalam Perspektif Te Kamajaya”, Lukisan Ditata Melayang di Atas Kafe Taman
Abimanyu terpilih karena ia kelak akan meneruskan trah Kerajaan Astina, melalui putranya, Parikesit. Memang ia tak sempat menjadi raja, karena gugur dalam perang Bharatayuda.
Tapi aksi heroiknya menembus formasi cakravyuha menginspirasi para ksatria yang lain. Termasuk Parikesit yang menjadi raja kelak. Ia melawan seluruh Kurawa hingga titik darah penghabisan. Pengorbanannya itu yang menjadi kunci kemenangan Pandawa.
Lewat Wahyu Cakraningrat disampaikan kepada kaum muda agar meniru Abimanyu. Bahwa seorang pemimpin harus siap. Termasuk berkorban nyawa demi tanah air. Pun menjadi inspirasi bagi semua orang terkait pengabdian yang tulus dan jujur. (Heti Palestina Yunani/Guruh Dimas Nugraha)