"Pembangunan bukan soal infrastruktur saja. Kami akan luruskan paradigma pembangunan menjadi pertumbuhan pemerataan dan keberlanjutan," papar Anies Baswedan.
"Membesarkan kue itu baik. Tapi membagikan kue secara merata itu lebih baik lagi," lanjut mantan rektor Universitas Paramadina tersebut.
BACA JUGA: Di Hadapan Ribuan Kader, Anies Kembali Ingatkan Visi Amin: Kesejahteraan Untuk Semua
Anies menambahkan, konsep satu kemakmuran ini merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesa. Setelah daerah-daerah jajahan Belanda menyepakai konsep satu bangsa pada 1928, tepatnya dalam momentum Sumpah Pemuda.
Pada 1945, Indonesia memproklamasian kemerdekaan dan sah menjadi satu negara. Lalu menjadi satu NKRI pada 1950. Dan satu tanah air pada 1957 melalui Deklarasi Djuanda. Perjanjian itu diakui dunia pada 1982.
HADIRI ijtima ulama, Anies-Muhaimin paparkan konsep keadilan dari program satu kemakmuran.-Tim Media AMIN-
Dalam kesempatan tersebut, Anies Baswedan juga mengharapkan dukungan dari para ulama dan tokoh masyarakat yang hadir. Bagaimanapun juga kehadiran para ulama sangat penting bagi dirinya dan masyarakat.
BACA JUGA: Anies Perjuangkan Akses KPR Untuk Semua Keluarga Indonesia, Terutama Pekerja Informal
BACA JUGA: Anies Dorong Anak Muda Terjun Politik: Jangan Hanya Urun Angan, Tapi Harus Turun Tangan
"Kami hadir untuk dapat petunjuk dan nasihat," kata Anies. "Kiai bukan cuma teladan tapi refleksi," imbuh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Dalam pidatonya di forum tersebut, Anies juga menyampaikan banyak hal. Mulai dari komitmennya menjaga Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Sampai dukungan terhadap Palestina.
"Komitmen kita menjaga Pancasila adalah komitmen yang harga mati. Kita tidak berkompromi dengan yang lain," kata Anies. "Dan itu artinya kita juga tidak berkompromi dengan paham-paham komunisme," tegasnya. (*)