HARIAN DISWAY – Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto, semakin dipandang oleh masyarakat sebagai seorang pemimpin yang dinilai dapat menyatukan bangsa. Hal ini bukan ucapan semata.
Langkah Prabowo yang dinilai mencegah polarisasi yang diduga dapat muncul di tengah masyarakat dengan bergabung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), mantan rivalnya. Lewat rekonsiliasi nasional merupakan bukti yang cukup untuk melabelinya seperti itu.
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul mengatakan hal ini menjadi salah satu gebrakan dari Prabowo yang diapresisasi oleh masyarakat luas.
Sosoknya yang dengan ringan menerima ajakan Presiden Jokowi untuk menjadi menteri pertahanan (menhan) di kabinetnya sekaligus langkah rekonsiliasi nasional ini menjadikan Prabowo dinilai sebagai sosok leaowa dan negarawan sejati.
“Prabowo itu citranya naik bahwa dia orang yang legawa, negarawan. Intinya ada pesan rekonsiliasi nasional situ menghilangkan dulu polarisasi cebong dan kampret,” kata Adib dalam keterangannya, Senin, 27 November 2023.
BACA JUGA: KIP-Prabowo: Jember Harus Jadi Kota Industri Berbasis Agraris
Adib mengatakan, upaya rekonsiliasi yang dilakukan oleh Prabowo dan Presiden Jokowi merupakan suatu langkah yang besar. Demi mencegah terjadinya polarisasi di masyarakat, langkah ini dinilai sudah baik.
Dengan membandingkan adanya polarisasi di masyarakat dengan skala yang sangat besar seperti yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya setelah pemilu berlangsung. l
Langkah rekonsiliasi ini dinilai dapat menenangkan gejolak tersebut. “Saya flashback ke belakang ketika misalnya Prabowo itu mau masuk menjadi menterinya pak Jokowi. itu sebuah lompatan yang luar biasa,” ucap Adib.
Sikap Prabowo yang mengambil langkah rekonsiliasi ini bahkan mempengaruhi elektabilitasnya di survei yang menampilkan para nama calon presiden RI saat ini.
Dalam riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA periode 6-13 November menunjukkan elektabilitas Prabowo bersama pasangannya cawapres Gibran Rakabuming Raka sebesar 40,3 persen. Ini menjadikan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 ini menjadi paslon yang merajai survei.
Elektabilitas tersebut mengalahkan duet PDI-Perjuangan Ganjar-Mahfud yang memperoleh hasil survei sebanyak 28,6 persen. Juga pasangan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies-Muhaimin yang mengumpulkan poin elektabilitas sebesar 20,3 persen.
Hasil tidak berbeda jauh ditunjukkan oleh survei Polling Institute periode 15-17 November. Lembaga tersebut menemukan elektabilitas Prabowo-Gibran berada di peringkat pertama dengan perolehan 43,2 persen. Mengalahkan dua paslon lain.
Adib mengatakan bahwa jika elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran hingga hari ini masih berpihak pada mereka. Hal ini membuat paslon capres-cawapres usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu unggul.