HARIAN DISWAY - Meskipun fase grup Liga Champions Eropa masih menyisakan satu pertandingan, Italia memiliki potensi untuk meloloskan dua wakilnya ke babak 16 besar. Dari empat perwakilan Serie A Italia, SSC Napoli dan AC Milan masih harus menunggu satu pertandingan lagi. Namun, peluang lebih baik tampak dimiliki oleh SSC Napoli daripada AC Milan.
Hal menarik terjadi di klasemen Serie A musim ini. Di mana hanya Inter Milan FC, AC Milan, dan SSC Napoli yang bertahan di empat besar, sementara SS Lazio menempati peringkat ke-11.
Melihat catatan statistik dari Liga Serie A dan Liga Champions, dapat memberikan gambaran tentang performa "elang biru" kota Roma, SS Lazio.
Dalam pertahanan Serie A, gawang SS Lazio kerap dihadapi ancaman tendangan lawan (rata-rata 12,4 kali), meskipun telah melakukan tackling (rata-rata 14,9 kali) dan pelanggaran (rata-rata 10,6 kali), namun mampu memotong serangan lawan (rata-rata 8,5 kali).
Sementara dalam Liga Champions, Pelatih Maurizio Sarri melakukan sedikit perubahan gaya pertahanan.
Gawang SS Lazio tetap menghadapi ancaman tendangan lawan (rata-rata 10,8 kali), dengan lebih banyak tackling sukses (rata-rata 16,4 kali) dan pelanggaran (rata-rata 11,6 kali), serta mampu memotong serangan (rata-rata 10 kali).
Pada statistik serangan di Serie A, pemain SS Lazio mencoba tendangan ke gawang lawan (rata-rata 11,3 kali) dan (rata-rata 3,1 kali) di antaranya adalah tendangan on target.
Mereka juga aktif dalam dribbling sukses (rata-rata 6,8 kali) dan lawan sukses melakukan hadangan (rata-rata 11 kali).
Sementara di Liga Champions, pemain SS Lazio mencoba tendangan ke gawang lawan (rata-rata 13,4 kali) dan (rata-rata 4 kali) di antaranya adalah tendangan on target.
Mereka juga aktif dalam dribbling sukses (rata-rata 7,6 kali) dan lawan sukses melakukan hadangan (rata-rata 11,8 kali).
PELATIH Lazio Maurizio Sarri saat memimpin latihan. -radartasik.com-
Gaya bermain Pelatih Maurizio Sarri mengusung struktur 4-3-3 dengan tiga gelandang tengah sejajar.
Ide permainannya adalah membangun serangan dari belakang dengan bola-bola pendek cepat (sebanyak 89% per laga).
Taktik bola-bola pendek memberikan keuntungan dalam mempertahankan penguasaan bola dan memberikan tekanan di area penalti lawan.