Ide taktiknya sederhana, mobilitas ruang tengah lebih ditingkatkan, demi menjaga stabilitas bertahan dan menyerang.
BACA JUGA:Wow! GBT Bakal Dikelilingi LED Board, Meneruskan Kebaikan Piala Dunia U-17
BACA JUGA:Bonek Banjiri Instagram Paul Munster: Come to Persebaya Coach !
Pendekatan taktik
Adu taktik dua tim besar akan bertumpu di ruang tengah, Persija Jakarta akan lebih sering menciptakan “menang jumlah pemain” di ruang itu.
Sedangkan Persebaya Surabaya lini tengahnya hanya diisi 3 pemain gelandang bertipe petarung, sangat riskan dieksploitasi oleh ide taktik Thomas Doll.
Untuk merespon taktik Persija Jakarta, mungkin nama Oktavianus Fernando (kakak kandung Marselino Ferdinand) bisa jadi starter.
Ia punya kemampuan reading the game yang lumayan, meski usianya tidak muda lagi, nalurinya untuk team building sangat dibutuhkan Persebaya Surabaya.
Sedikit flashback saat kontra Rans FC pekan lalu, bahwa Rans FC sangat disiplin menjaga ruang tembak lawan, Persebaya Surabaya memang kesulitan membongkar pertahanan rapat.
Namun, di laga itu, Bajol Ijo lebih tenang dalam menjaga pertahanan. Sayangnya, dalam beberapa momen, penyerang Green Force terkesan terlambat mengambil keputusan untuk menembak langsung ke gawang.
Masuknya Oktavianus di babak kedua seketika bisa merubah struktur taktik, saat Persebaya Surabaya fase transisi dari bertahan ke menyerang.
Song Ui lebih sebagai pembagi bola dan Oktavianus selalu bergerak melebar maksimal kekanan untuk meregangkan pertahanan Rans FC.
Ketika pertahanan renggang, Duarte akan masuk ke ruang di antara pemain belakang, sekaligus menjaga jarak untuk mengamankan ruang tembak bagi Henrique.
Dari gambaran itu, kesempatan Persebaya Surabaya untuk amankan poin penuh di kandang adalah dari momen serang balik.
Gaya Persija Jakarta saat menyerang selalu dengan menaikan garis bertahan, padahal struktur 3 bek segaris dengan garis bertahan tinggi sangat riskan kena serang balik. (*)