SURABAYA, HARIAN DISWAY - Berbagai pengembangan inovasi dilakukan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, hingga mendapat penghargaan kelas Internasional dari UNESCO.
Ternyata program tersebut telah direncanakan sejak awal. Tidak bisa dipungkiri, sebagian dibangun karena kondisi pandemi. Seperti iProctor (Pengawas Ujian Berbasis AI), iAssesment (Ujian Dinamis Berbasis AI), RAISA (Robot Medis), iBoat, iCar, dan beberapa karya lainnya.
“Konsistensi ITS dalam melahirkan inovasi-inovasi baru untuk pembelajaran dan kontribusi kepada bangsa dan masyarakat luas, sesuai keunggulannya yaitu di bidang teknologi Digital merupakan pertimbangan UNESCO dalam memberi penghargaan,” ujarnya.
BACA JUGA: Tumpeng Maut Reborn oleh Cak Lontong dan Kartolo Cs Bikin Dies Natalies ke-63 ITS Penuh Gelak Tawa
Ashari bersyukur atas penghargaan yang diperoleh dari UNESCO. Prestasi ini adalah hasil kerja bersama seluruh keluarga besar ITS, untuk itu Ashari menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas kontribusi semua pihak.
Dimasa itu ITS membuat aplikasi myITS Classroom, untuk memfasilitasi perkuliahan daring. Semua mahasiswa dan dosen ITS sudah didaftar sesuai jadwal perkuliahan berdasarkan SIM Akademik. Tersedia list kelas yang diikuti setiap mahasiswa pada myITS Classroom .
Di ITS juga diterapkan pembelajaran asynchronous yang bisa diakses melalui LMS (learning management system). Dosen sudah menyiapkan materi kuliah dan mahasiswa bisa mengakses kapan saja dan di mana saja dengan fleksibel.
Yang menjadi kendala saat itu adalah konektivitas dan akses. Karena tidak semua mahasiswa memiliki akses internet yang stabil dan perangkat yang memadai untuk mengikuti pembelajaran online dengan baik.
“Waktu itu banyak terjadi perubahan dalam rencana kegiatan kampus. Sejumlah seminar, konferensi, kuliah tamu, dan event dihentikan atau ditunda. Sebagian kegiatan dialihkan secara virtual.
Kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi mahasiswa diliburkan. Semua ini tentu berdampak pada pengembangan intelektual maupun sosial para mahasiswa,” cerita Ashari.
BACA JUGA:Membersamai ABK dan Keluarga di Desa Tambakrejo, YPKABK dan ITS Gelar Workshop Ecoprint
Namun, lanjut Ashari, di dalam sebuah bencana selalu terkandung hikmah. “Gara-gara pandemi Covid, sivitas akademika ITS justru mengalami percepatan keterampilan di bidang teknologi informasi karena dipaksa menjalankan pembelajaran dan kegiatan kerja secara virtual.
Mereka jadi terbiasa menggunakan berbagai platform dan perangkat lunak pembelajaran online,” ujarnya. “Apalagi menjelang pandemi melanda, ITS sudah berancang-ancang hendak menerapkan sistem pembelajaran daring dan telah menyiapkan perangkat teknologinya,” imbuh Ashari. (*)