Victor Nasution & The Gembell's, Pelopor Musik Kota Pahlawan (1): Nganggur Sebulan di Singapura

Selasa 12-12-2023,01:17 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Surabaya gudangnya musisi legendaris. Salah satu yang perlu diingat itu adalah band legenda The Gembell's. Pendirinya, Victor Nasution, mengenang bagaimana band itu ada.

Walau begitu Kalimas, tak kurang pula artimu/Kalimas, Kalimas, Kalimas/Wahai mengapa, mengapa, mengapa/Kau tetap membisu/Kau menjadi saksi, dalam perang dan damai/Insan sekitarmu.

Nada mengalun seiring debur aliran air sungai. Banyak generasi muda Surabaya yang tak tahu siapa pencipta lagu itu padahal akrab dengan liriknya. Ya, Balada Kalimas.

Usia lagu itu 52 tahun. Dirilis pertama kali pada 1972 oleh The Gembell's. Band asli Surabaya. "Jika lagunya berusia 52 tahun, maka eksistensi The Gembell's sudah 55 tahun," kata Victor, pembentuk band yang tetap bugar meski usianya lewat 8 dekade.

BACA JUGA: Monolog ”Panggil Aku Gombloh” oleh Wanggi Hoediyatno; Mewujudkan Asa Sang Legenda Surabaya

Victor tahu bahwa lagu karyanya, Balada Kalimas, kerap diputar di Taman Prestasi. Taman bermain di tepi Sungai Kalimas yang syahdu.
Victor Nasution (kanan) dan The Gembell's yang masih eksis. Penampilan ini dilakukan di Surabaya pada 2014. Tahun ini grup band yang didirikannya sudah mampu bertahan selama 54 tahun. -The Gembell's-

Diceritakannya, ia pernah berkeliling di tempat itu untuk bernostalgia, sembari mendengarkan lagu karyanya itu. Ingatannya pun masih tajam. Ia bisa menerangkan panjang-lebar terkait perjalanannya bersama The Gembell's.

Ditemui di Pink Studio Recording Surabaya, rambut panjangnya memutih. Garis-garis di wajahnya menunjukkan daya juang yang tak pernah patah arang.

"Masih aktif nyanyi, main gitar, piano, olahraga, dan berkebun. Vokal saya tidak berubah. Jangkauan juga. Tapi yang jadi soal itu napas. Sudah tidak sekuat dulu," tambah pria 81 tahun itu.

Saat membentuk band tersebut pada 1969, ia bersama lima kawan lainnya: Eddy Mathovani, Abubakar, Minto Muslimin, dan Rudy Ananta. Waktu itu mereka semua masih berstatus pelajar.
Penampilan lawas The Gembell's dalam konser pada dekade akhir '70an. -Aktuil-

"Makanya dinamakan The Gembell's. Sebenarnya singkatan dari 'gemar belajar'. Tapi biar keren ditambah l dan imbuhan 's'," katanya, lantas tertawa. 

Band tersebut memulai proses bermusiknya dengan tampil di berbagai pentas seni sekolah dan acara kesenian di Surabaya. "Hajatan juga. Waktu itu belum ada kafe. Pentasnya ya di event-event begitu. Dari situ kami mulai dikenal," ungkapnya. 

Hingga tercetus ide untuk melanglang buana ke luar negeri. Mencari peruntungan bermain musik di negeri orang.

"Kami berkumpul, kemudian mulai berdiskusi tentang rencana ke luar negeri. Kebetulan kami punya kawan di Singapura yang bisa menghitung berapa biaya total untuk hidup berenam selama tiga bulan di luar negeri," kenangnya. 

Padahal saat itu, mereka belum ada rencana apa pun saat berada di luar negeri, alias bondo nekat. Para personel The Gembell's sepakat mengumpulkan tabungan. Setelah cukup, mereka berangkat. Tujuan pertama adalah Singapura. Di sana mereka menemui kawannya itu.
Para personel The Gembell's pada awalnya yang terdiri dari para pelajar di Surabaya. -Aktuil-

Kategori :