Posisi kedua adalah Thailand dengan GMV ekonomi digital sebesar USD 36 miliar. Kemudian, disusul Vietnam dan Filipina dengan GMV ekonomi digital mencapai USD 30 miliar dan USD 24 miliar.
Sementara itu, GMV ekonomi digital Malaysia diproyeksikan sebesar USD 23 miliar. Singapura berada di posisi terbawah di kawasan ini dengan GMV ekonomi digital sebesar USD 22 miliar.
BACA JUGA: Proyeksi Pertumbuhan Kredit Nasional
Mseki demikian, perlu digarisbawahi, sekalipun nilai ekonomi digital Indonesia merupakan yang tertinggi, pertumbuhannya terendah kedua setelah Malaysia. Vietnam 19 persen menjadi USD 30 miliar. Adapun informasi pertumbuhan GMV ekonomi digital di Asia Tenggara pada 2023 adalah sebagai berikut.
Thailand 16% menjadi USD 36 miliar, Filipina 13% menjadi USD 24 miliar, Singapura 12% menjadi USD 22 miliar, Indonesia 8% menjadi USD 82 miliar dan Malaysia 7% menjadi USD 23 miliar.
Ekonomi digital khusus kawasan Asia Tenggara diproyeksi terus tumbuh dengan GMV ekonomi digital di kawasan ini diproyeksi mencapai USD 295 miliar pada 2025 dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (compounded annual growth rate/CAGR) sebesar 16 persen.
BACA JUGA: Menjaga Stabilitas Perekonomian di Tahun Politik
Menyikapi hal tersebut, pemerintah –khususnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian– telah mengeluarkan buku putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi pada 6 Desember 2023, dengan berlandaskan pada tiga fase, yaitu prepare, transform, dan lead. Itu telah menjadi bara optimisme untuk menjadi pemain utama dalam sektor ekonomi digital.
Jalur Ekspres ”IDigital”
Kolaborasi mimpi percepatan pertumbuhan ekonomi digital direpresentasikan melalui Strategi Nasional Ekonomi Digital Indonesia. Yaitu, ”IDigital: Memajukan Indonesia melalui Impian Digital yang Inklusif” yang merupakan inisiatif yang dikolaborasikan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat.
Harapannya, IDigital dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi digital. Pada gilirannya, ekonomi digital diharapkan dapat berkontribusi 20 persen PDB Indonesia pada 2045.
Aspirasi dan akselerator untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 harus dimulai dari sekarang yang salah satunya adalah melalui jalur ekonomi digital, dengan target rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas angka 6% dan keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap), serta naik menjadi negara berpenghasilan tinggi.
Pengembangan ekonomi digital harus didasarkan pada enam pilar utama sebagaimana yang telah dijabarkan dalam Buku Putih Strategi Nasional Ekonomi Digital. Yakni, infrastruktur, sumber daya manusia, iklim bisnis dan keamanan siber, penelitian inovasi dan pengembangan usaha, pendanaan dan investasi, serta kebijakan dan regulasi.
Manfaat dari pengembangan ekonomi digital harus didukung enam pilar utama tersebut sebagai fondasi akselerator pertumbuhan ekonomi digital. Pada fase prepare, pembangunan enam pilar menjadi tujuan utama. Namun, pada fase transform, bagaimana me-maintenance pilar-pilar yang sudah dibangun tersebut beserta optimalisasi pemanfaatannya menjadi fokus utama.
Di sanalah nyawa dari tiga fase tersebut, yaitu ”transform” dari pola lama menuju pola baru, metode lama ke metode baru, hingga platform lama ke platform baru. Keberhasilan peralihan tersebut itulah yang akan mengarah kepada fase tujuan akhir yang diharapkan, yaitu ”lead”.