DK PBB Jadwalkan Rapat Ulang, UEA Revisi Resolusi untuk Cegah Veto AS Terulang Kembali

Kamis 21-12-2023,09:46 WIB
Reporter : Salsa Amalia
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Dewan Keamanan PBB (UNSC) jadwalkan pertemuan ulang untuk membahas resolusi gencatan senjata di Gaza setelah ditunda sehari pada Selasa 19 Desember 2023 malam. 

Pertemuan ulang akan diadakan setelah sebelumnya  rancangan resolusi gencatan senjata yang diajukan Uni Emirat Arab (UEA) gagal akibat di veto Amerika Serikat (AS) pada Jumat 8 Desember 2023 lalu. 

Kini, UEA merevisi isi resolusi gencatan senjata yang mereka ajukan untuk menghindari AS menggunakan hak veto nya kembali. 

BACA JUGA:Kewalahan! Israel Minta Pasukan Hezbollah Mundur Dari Perbatasan

Dalam rancangan resolusi gencatan senjata tersebut yang terdapat dalam bagian OP (Operative Paragraph) 2 diubah, yang berisikan:


Isi resolusi gencatan senjata yang diajukan oleh UAE setelah direvisi agar tak mengundang veto Amerika Serikat lagi. Resolusi tersebut akan dirapatkan bersama Dewan Keamanan PBB pada Selasa 19 Desember 2023. -X Twitter @Raminho-

 

“penghentian perang sementara dengan segera dan berkelanjutan untuk memungkinkan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan di Jalur Gaza bagi mereka yang membutuhkan,” tulis resolusi tersebut.

Kalimat “penghentian perang sementara” tersebut diusulkan untuk diubah menjadi “penundaan perang sementara” setelah Duta Besar AS untuk PBB menyatakan tak setuju dengan diksi resolusi gencatan senjata tersebut. 

Dilansir dari Al Jazeera, pengubahan pemilihan kata dalam resolusi gencatan senjata tersebut disinyalir untuk membujuk Amerika Serikat agar dapat menyetujui kesepakatan gencatan senjata tersebut. 

BACA JUGA:Libatkan 10 Negara, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Resmikan Operasi Militer Prosperity Guardian

Pertemuan ini awalnya dijadwalkan pada Senin 18 Desember 2023 kemarin, namun untuk memberikan waktu lebih untuk negosiasi lebih lanjut. Rapat tersebut akhirnya diundur hingga Selasa 19 Desember 2023.

Rapat pemungutan suara tersebut diadakan setelah DK PBB mengadakan kunjungan ke Rafah.

Tak hanya itu, rapat DK PBB diadakan kembali setelah Dewan Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara itu menyetujui resolusi gencatan senjata yang diajukan oleh Mesir sebelumnya. Meski keputusan tersebut bersifat tidak mengikat. 

Sebelumnya, Amerika Serikat dan Israel keukeuh untuk menolak gencatan senjata dalam upaya apapun seperti yang terjadi pada voting yang diadakan Majelis Umum PBB.

Keduanya kompak menolak gencatan senjata tersebut bersama dengan delapan negara lainnya. 

BACA JUGA:Sebut Israel Lakukan Penjajahan di Palestina, Pejabat Hamas: Kami Pemilik Tanah Ini Ribuan Tahun!

Menurut keduanya, hal tersebut hanya akan menguntungkan Hamas.

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan sebelum rapat pemungutan suara yang diadakan oleh Dewan Majelis Umum PBB tersebut mengatakan bahwa upaya gencatan senjata bermakna setuju mendukung Hamas dan berusaha untuk menghancurkan Israel dan Yahudi. 

Kategori :