Kewalahan! Israel Minta Pasukan Hezbollah Mundur Dari Perbatasan

Kewalahan! Israel Minta Pasukan Hezbollah Mundur Dari Perbatasan

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant meminta pasukan Lebanon untuk mundur dari perbatasan Israel sekitar 10 km (6 mil) jauhnya karena kewalahan pengungsi, sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri ketegangan di antara Israel-Lebanon pada 19 Desem-TOI-


HARIAN DISWAY - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa Israel meminta pasukan Hezbollah untuk mundur dari perbatasan pada 19 Desember 2023.

Permintaan itu disampaikan langsung oleh Gallant kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam kunjungannya ke Tel Aviv hari ini.

Israel dengan tegas meminta pasukan Lebanon untuk mundur dari perbatasan Israel sekitar 10 km (6 mil) jauhnya, sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri ketegangan di antara Israel-Lebanon sejak peperangan di Gaza mencuat pada 7 Oktober 2023.

Israel tidak bisa terus-menerus mengungsikan warga kami yang berada di utara, karena pasukan Hezbollah terus melancarkan serangan di perbatasan Israel. Kami dengan tegas meminta pasukan Hezbollah untuk mundur, untuk mengakhiri ketegangan ini,” ujar Gallant dilansir melalui Axios.

Israel diketahui telah mengungsikan seluruh warganya yang berada di perbatasan utara Israel selama berbulan-bulan lamanya.

Hal ini untuk menghindari serangan pasukan Hezbollah yang terus menerus melancarkan serangan di desa-desa dan kota yang berada di dekat perbatasan.

BACA JUGA:Jutaan Warga Gaza Kelaparan, DK PBB Kembali Adakan Sidang untuk Paksa Israel Hentikan Agresi

Hal itu disinyalir akibat ketidakmampuan pemerintah Israel untuk membiayai seluruh warganya yang mengungsi terus menerus. 

Sementara kondisi finansial pemerintah Israel tengah terkuras habis untuk mendanai perang dengan Hamas di Gaza. p

Maka dari itu, Israel menginginkan pasukan Hezbollah untuk mundur sampai pasukan Hezbollah tidak bisa meluncurkan serangan ke kawasan penduduk Israel.

Menanggapi hal tersebut, Komandan Pentagon AS menerima usulan kesepakatan itu dan mencoba untuk melakukan hubungan diplomasi dengan Lebanon untuk mengakhiri ketegangan.

Meskipun bisa dipastikan, jika hal tersebut akan sangat sulit untuk berhasil dan akan memakan waktu yang sangat lama.

Bagaimanapun, AS akan terus membela hak dasar Israel untuk melindungi negaranya dan berusaha memastikan agar konflik tidak meluas di luar Gaza.

Dengan syarat, Israel harus berhenti menghentikan tindakan apapun yang bisa memperkeruh konflik di perbatasan utara Israel dan perbatasan selatan Lebanon.

“Kami akan terus bekerja untuk memastikan konflik ini agar tidak meningkat sampai ke luar Gaza. Seperti apa yang dikatakan Gallant, hambatan sebenarnya berada di Iran. Proksi Iran ini, telah memfasilitasi kelompok-kelompok teroris dan milisi tersebut, sehingga terus meningkatkan ketegangan di perbatasan,” ujarnya.

BACA JUGA:Rugi Besar! Israel Umumkan Kehilangan Banyak Prajurit Dalam Sebuah Pertempuran di Gaza Utara

Tak hanya itu, Austin juga kembali menegaskan pentingnya resolusi dua negara untuk mengakhiri permasalahan.

Menurutnya, Israel dan Palestina telah sama-sama membayar harga yang sangat mahal karena peperangan ini. Karena itu, AS percaya kedua negara berhak mendapat kemerdekaan mutlak.

Gagasan itu awalnya sudah pernah ditolak mentah-mentah oleh PM Netanyahu. Ia mengatakan bahwa sampai kapanpun ia tidak akan membiarkan Gaza bebas, kecuali dipimpin oleh negara Israel.

Kini, Israel sudah mulai merasakan dampaknya. Jika Israel bersikeras untuk terus melanjutkan perang ini berlarut-larut, Israel hanya akan menderita kerugian besar untuk melawan Hamas. Apalagi, kini tindakan mereka sudah kehilangan banyak dukungan Internasional. (Salsa Amalika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: