Putri menghentikan cekikan. Dia masuk ke rumah. Ternyata dia keluar lagi dengan membawa alu besi. Dikeprukkan ke kepala Roslinda berkali-kali. Darah memancar ke mana-mana. Kini Roslinda tak bergerak lagi.
Lantas, diseretlah tubuh Roslinda masuk kamar, disembunyikan ke kolong tempat tidur. Anak lelaki Putri yang SMP pulang sekolah, tak tahu ada itu. Malam itu Putri tidur di ranjang yang di bawahnya ada tubuh Roslinda.
Selasa dini hari, 14 November 2023, Putri mengemas tubuh Roslinda dengan kasur busa tipis. Diikat kuat. Sebelum berangkat sekolah, anak lelaki diperintah ibunda membuang ”kasur bekas” itu. Disuruh menyewa angkot.
BACA JUGA: Debt Collector yang Bentak Polisi Jakarta Ditangkap di Saparua, Ambon
Akhirnya dapat sewaan mobil pikap. ”Kasur” diangkat anak bersama teman-teman naik ke pikap. Dibuang ke Kali Cipelang.
Rabu, 15 November 2023, keluarga Roslinda lapor polisi. Roslinda tidak pulang. Polisi mengusut ke tempat kerja Roslinda, lalu ke rumah Putri. Tapi, Putri mengaku, Roslinda memang datang ke rumah Putri, setelah itu pulang lagi.
Sabtu siang, 18 November 2023, warga menemukan bungkusan kasur yang terbuka di Kali Cipelang. Menyembul jasad perempuan yang membusuk. Itulah Roslinda.
BACA JUGA: Ajaib: Mobil Dinas Pemkot Surabaya Disita Debt Collector
Tim polisi menyelidiki lebih keras lagi. Mengusut Putri lebih terperinci. Kemudian, polisi menemukan bukti-bukti hukum yang membuat Putri menjadi tersangka pembunuhan. Atas bukti-bukti itu, Putri tak bisa mengelak lagi. Dia mengaku terpaksa melawan Roslinda karena ditendang lebih dulu.
Putri dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Biasanya kena sekitar 10 tahun penjara.
Warga Kampung Lio penonton rekonstruksi berada di jalan sekitar rumah TKP pembunuhan. Sampai rekonstruksi selesai pukul 11.03 WIB. Lalu, rekonstruksi dilanjutkan dengan pembuangan jenazah korban ke Kali Cipelang.
BACA JUGA: Mobil Disita Penagih, Clara Shinta Melawan
Ditanya wartawan, mengapa ibu-ibu sabar menonton jarak jauh sambil kepanasan? Erni, 40, menjawab penasaran. ”Pengin lihat saja. Kita tetangga beda RW. Saya sering lihat ibu itu (tersangka). Kalau saya antar anak sekolah, selalu lewat sini.”
Erni mendengar kabar pembunuhan itu. Dia juga tahu penyebab tersangka menunggak utang bank keliling. Warga setempat menyebut koperasi sebagai bank keliling. Sebab, karyawan koperasi itu keliling kampung, menawarkan utang. Banyak warga yang berutang. Ada juga yang menunggak.
Ibu lain bernama Emul, 40, antre menonton sejak pagi sampai rekonstruksi bubar. Dia mengatakan, ”Saya kenal. Dia (tersangka) orangnya baik. Kalau ketemu, kami saling menyapa. Orangnya ramah. Gak nyangka, utang cuma tiga juta bisa sampai begitu.”
Ibu-ibu itu sepertinya sering didatangi pegawai bank keliling. Ditawari utang. Berbunga tinggi. Mungkin di antara mereka ada juga yang berutang. Sebab, pegawai bank keliling tersebut agresif keliling. Mungkin di antara warga ada juga penunggak.