Itu disebabkan perang antara Hamas dan Israel di Gaza.
"Pasar tenaga kerja sudah sangat tertekan di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki bahkan sebelum perang," katanya.
"[Ketika perang berlangsung] banyak orang di Gaza dan juga Tepi Barat tidak akan memiliki penghasilan, tidak ada upah. Tidak ada yang akan membayar mereka uang dan mereka akan semakin harus bergantung pada bantuan internasional," tambah wakil direktur.
BACA JUGA:DK PBB Jadwalkan Rapat Ulang, UEA Revisi Resolusi untuk Cegah Veto AS Terulang Kembali
Kondisi yang memprihatinkan ini membuat warga Palestina hidup dalam keadaan ketergantungan, bahkan bersaing untuk mendapatkan bantuan internasional selama bertahun-tahun yang akan datang.
"Sayangnya, pihak berwenang tidak memiliki pembiayaan publik untuk memberikan bantuan sosial, jadi itu harus datang dari luar," jelasnya.
"Seperti yang kita semua tahu, banyak krisis berkecamuk secara global, dan kemungkinan Palestina menerima bantuan internasional yang dibutuhkannya belum tentu sangat tinggi," tambah Rademaker.(*)