YOGYAKARTA, HARIAN DISWAY – Apa yang dipesankan oleh ayahnya selalu diingat Calon Presiden nomor urut 01 dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan. Setidaknya saat berziarah ke makam ayahnya.
Drs. Rasyid Baswedan SU yang lahir di Kudus 21 September 1934 itu, wafat di Yogyakarta pada 13 September 2013. Lantas dia dimakamkan di Makam Univerditas Islam Indonesia (UII), Jalan Kaliurang Km 14,5.
Pada saat di makam ayahnya pada Senin 1 Januari 2024 itulah, Anies tampak bangga dengan banyaknya petuah ayahnya yang luar biasa. Semua itu ia ingat hingga sekarang.
Ia mengungkapkan pesan terakhir ayahnya yang relevan dengan amanah besar yang sedang diembannya untuk membawa perubahan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
BACA JUGA: Di Yogyakarta bersama Keluarga Besar, Anies Ingatkan Perjuangan Kakek yang Pejuang Kemerdekaan
"Saya ingat di bulan September 2013, pesan terakhir ayahanda, dalam diskusi di rumah pada malam-malam terakhir, kalau mau hidup nyaman di rumah saja. Tidak usah mengikuti macam-macam. Tapi kalau mau terlibat di masyarakat, jangan pernah khawatir dengan apa yang dikatakan orang," ujar Anies.
Pesan itu dibenarkan oleh ibunda Anies Prof Aliyah yang saat itu mendampingi di makam. "Bapak waktu itu sedang sakit tapi berpesan kalau mau berjuang jangan takut dengan kata orang," tutup Prof Aliyah.
BACA JUGA: Anies Baswedan Pede Hadapi Debat Ketiga, Ini Persiapannya
Sebagai pengingat tentang siapa sosok Rasyid. Ayah Anies adalah pejabat di lingkungan UII. Ia pernah menjadi Pembantu Rektor II UII 1990-1994, Dekan FE UII 1978-1980, dan Dosen FE UII 1967-2003.
Seusai ziarah Anies menjelaskan ayahandanya selama 36 tahun mengabdi jadi dosen di UII. "Dan selalu jadi dosen teladan," ujar ibunda Anies, Prof Emeritus Aliyah Rasyid. "Ayahanda ini dimakamkan di salah satu makam pertama di UII," lanjut Anies. (*)