HARIAN DISWAY - Ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan RI Rizal Ramli meninggal pada Selasa malam, 2 Januari 2023. Ia wafat pada usia 69 tahun setelah dirawat di rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Ia meninggalkan tiga orang anak. Yakni Dhitta Puti Saraswati, Dipo Satria Latief, dan Daisy Orlana Ramli. Berikut ini profil Rizal Ramli beserta perjalanan kariernya sejak muda hingga tutup usia.
Rizal Ramli lahir di Padang, Sumatra Barat, pada 10 Desember 1954. Ia menghabiskan masa kecil di Padang, sebelum pindah ke Bogor, Jawa Barat. Ia menempuh pendidikan SD sampai SMA di Bogor. Kemudian masuk jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB).
BACA JUGA:Innalilahi: Prof Rizal Ramli Wafat di Usia 69 Tahun
Rizal Ramli rupanya sudah sangat kritis sejak mahasiswa. Pada 1978, ia bahkan pernah dipenjara oleh rezim Orde Baru. Gara-gara sering mengkritik pemerintahan Presiden Soeharto.
Setelah masa muda yang penuh liku-liku, Rizal Ramli akhirnya mendapatkan gelar doktor ekonomi dari Universitas Boston pada 1990.
PROFIL dan perjalanan karier Rizal Ramli, mantan Menteri Keuangan yang kritis pada pemerintah.-Disway.id-
Aktivis Kritis
Pernah dibui tidak membuat Rizal Ramli berhenti bersuara. Setelah kembali dari AS, ia bahkan semakin sering mengkritik kebijaka pemerintah. Ia mendirikan ECONIT Advisory Group, sebuah lembaga think tank ekonomi. Ia bekerja sama dengan beberapa ekonom lain. Seperti Laksamana Sukardi, Arif Arryman, dan M.S. Zulkarnaen.
Dengan penuh keberanian, mereka pernah melancarkan kritik terhadap kebijakan mobil nasional yang dimiliki para putra presiden. Juga soal pupuk, Freeport, dan masih banyak lagi.
BACA JUGA:Breaking News! Doni Monardo Mantan Kepala BNPB Meninggal Dunia
Masuk Pemerintahan
PROFIL dan perjalanan karier Rizal Ramli, mantan Menteri Keuangan yang kritis pada pemerintah. Foto: Rizal Ramli bersama Gus Dur.-Istimewa-
Pada 2000, Presiden Abdurrahman Wahid menugaskan Rizal Ramli untuk menjadi kepala Badan Urusan Logistik (Bulog). Ia hanya 15 bulan mengemban jabatan itu. Namun, Rizal Ramli berhasil membuat sejumlah terobosan.
Misalnya saja, melakukan restrukturisasi Bulog hingga menjadi perusahaan umum (Perum). Menutup keran korupsi dengan memindahkan para pejabat yang berada di tempat "basah" ke tempat "kering" dan sebaliknya. Hingga menghapus rekening off-budget menjadi on-budget yang menghasilkan surplus besar di Bulog.