Masih pada pemerintahan Presiden Gus Dur, yakni pada Agustus 2000, Rizal Ramli juga diangkat menjadi Mentei Koordinator Bidang Perekonomian, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin). Menggantikan Kwik Kian Gie.
BACA JUGA:Adi Suryanto, Kepala LAN RI Meninggal Dunia di Jogyakarta
Ia langsung menggeber 10 program pokok yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Di antaranya, memacu perkembangan UMKM, meningkatkan produktivitas petani, memacu peningkatan ekspor, desentralisasi ekonomi, dan mempercepat restrukturisasi perbankan.
Menjelang akhir masa pemerintahan Presiden Gus Dur, yakni pada Juni 2001, Rizal Ramli dipindah pos ke Menteri Keuangan. Ia diharapkan memperbaiki sektor finansial Indonesia yang masih kacau akibat ketidakstabilan politik. Ia hanya menjabat selama dua bulan. Sebelum digantikan oleh Budiono pada Agustus 2001.
Setelah keluar dari pemerintahan, Rizal Ramli masih dipercaya menjadi komisaris BUMN. Misalnya di PT Semen Gresik dan BNI. Prestasinya juga mentereng. Pada 2007, ia membuat PT Semen Gresik menjadi satu BUMN yang paling profitable. Ia berhasil meningkatkan laba bersih dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 1,8 triliun.
BACA JUGA:Eddy Rumpoko Wafat, Ini Profil dan Perjalanan Karier Sang Mantan Wali Kota Batu
BACA JUGA:Eddy Rumpoko Mantan Wali Kota Batu Wafat, Diduga Karena Gastroenteritis
Masuk Kabinet Jokowi
PROFIL dan perjalanan karier Rizal Ramli, mantan Menteri Keuangan yang kritis pada pemerintah. Foto Rizal Ramli dilantik menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman oleh Jokowi pada Agustus 2015.-Arsip Menko Maritim-
Saat itulah, ia kembali banyak melancarkan kritik kepada pemerintah. Baik di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono maupun Joko Widodo.
Di masa Jokowi, misalnya, Rizal Ramli mengkritik kenaikan harga BBM sebagai bukti bahwa Pemerintahan Jokowi malas dan tidak kreatif. Terkait kesejahteraan, Rizal mengkritik Pemerintahan Jokowi tidak mencerminkan Trisakti dan keberpihakannya kepada rakyat kecil.
Pada Desember 2014, ia mengecam kenaikan harga elpiji 3 kg. Rizal Ramli menyebut Jokowi raja tega. Sebab, kebijakan itu justru diambil ketika harga minyak mentah dunia sedang turun.
BACA JUGA:Riwayat Sakit Uskup Surabaya Mgr Sutikno, Wafat Pada Usia 69 Tahun
Namun, Jokowi menjawab kritikan Rizal Ramli dengan mengangkatnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Ia masuk Kabinet Kerja setelah reshuffle pada Agustus 2015.
Sehari setelah menjabat, ia mengusulkan perubahan nama kementeriannya menjadi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Republik Indonesia. Usulan perubahan nomenklatur itu disusul penambahan dua kementerian lain di bawah koordinasinya. Yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian Pertanian.
Kritik Semakin Menjadi