PASANGAN capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka paling getol mempromosikan program hilirisasi. Bukan hanya hilirisasi mineral, meelainkan juga digital. Bahkan, hilirisasi digital itu diyakini bisa memperkuat pertahanan dan keamanan siber.
Tujuannya sudah jelas. Yakni, menjaga Indonesia dari ancaman serangan siber yang mulai tumbuh masif di era digital seperti saat ini. Sudah banyak kasus bermunculan yang bisa dijadikan pelajaran.
BACA JUGA: Prabowo Kritik Ide-Ide Anies Soal Pertahanan: Terlalu Teoritis, Semua Indah
”Karena itu, Prabowo-Gibran berkomitmen penuh untuk memperkuat pertahanan siber dan keamanan siber Indonesia,” ungkap Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Budiman Sudjatmiko dalam keterangan resminya Minggu, 7 Januari 2023.
Bagi Budiman, program itu langkah penting dan antisipatif untuk merespons serangan dan kejahatan siber serta menjaga stabilitas nasional. Pun, sangat mendesak karena Indonesia sangat rentan kejahatan siber.
BACA JUGA: Debat Capres 2024, Prabowo Ingin Agar Masyarakat Hidup Layak dan Kekayaan Negar Harus Dijaga
Berdasar data Kementerian Kominfo, lanjut Budiman, Indonesia menduduki peringkat kejahatan siber kedua di dunia setelah Ukraina. Itulah yang harus jadi perhatian khusus.
Ia pun mencontohkan kasus kebocoran data nasabah salah satu bank di Indonesia yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.
Itu terjadi karena pertahanan siber di Indonesia lemah. Indonesia tidak punya kemandirian teknologi sehingga perlu melakukan hilirisasi.
BACA JUGA: Debat Capres 2024, Prabowo Sebut Fungsi Utama Negara adalah Melindungi Warganya
”Kita sangat rentan. Selalu ada kemungkinan serangan kembali kejahatan siber terhadap data pribadi kita,” ungkap mantan anggota DPR tersebut.
Menurut Budiman, selama ini Indonesia masih sangat bergantung kepada luar negeri. Dalam konsep Prabowo-Gibran, ada istilah DDNA. Yakni, device, data, network, and app. Itu semua harus mulai dihilirisasi, harus dimulai untuk mandiri, dari bangsa sendiri.
Tentu ada langkah khusus untuk mempersiapkan hal tersebut. Prabowo Subianto sebagai menteri pertahanan (menhan) sudah mulai mengambil langkah nyata. Salah satunya, menggelar pembelajaran soal keamanan siber di tingkat perkuliahan.
”Di Universitas Pertahanan itu sudah ada mata kuliah cyber security dan cyber defense di bawah prodi teknik informatika,” ungkap Budiman.