Caleg DPRD Jatim Ahmad Tamim, Ajak Anak Muda Tidak Alergi Politik

Jumat 19-01-2024,19:17 WIB
Reporter : Wulan Yanuarwati
Editor : Tomy Gutomo

REKOMENDASI caleg Harian Disway kali ini adalah Ahmad Tamim. Ia adalah caleg DPRD Jatim dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari daerah pemilihan Jatim 7 meliputi Kabupaten Tulungagung, Kota Blitar, dan Kabupaten Blitar. Sudah 20 tahun lulusan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, itu menjadi politikus.

Gus Tamim –sapaan Ahmad Tamim– adalah bagian dari gerakan reformasi 1998. Saat mahasiswa, sarjana hukum kelahiran 31 Januari 1974 itu, turun ke jalan. 

"Saya ini produk reformasi. Reformasi itu mengubah banyak tatanan. Termasuk anak muda dapat tempat di posisi politik. Kalau nggak ada reformasi, politisi itu orang sepuh, orang tua," ujarnya kepada Harian Disway, 18 Januari 2024. 

Bagi Gus Tamim, demo 1998 mengajarkan banyak hal. Mulai dari penyampaian aspirasi yang penuh ketegangan hingga tarik menarik kepentingan yang tak ada habisnya. 

"Andaikan reformasi ini gagal mungkin ya saya ini termasuk aktivis yang terus akan berdemo. Iya, namanya reformasi harus demo, anak muda kalau reformasi nggak ikut aktor demo ya (gimana)," ujarnya.

BACA JUGA:Elektabilitas Anies-Muhaimin Konsisten Naik, PKB: Pelan tapi Pasti

BACA JUGA:Kiai Imam Jazuli Minta Alumni dan Santri Lirboyo Manut Kiai untuk Coblos PKB


Ahmad Tamim-Dokumentasi Pribadi-

Reformasi bagian dari perubahan. Dan sekarang pun perubahan dalam tatanan demokrasi terus diperjuangkan. Perubahan tak boleh berhenti tapi justru harus disempurnakan. Sebab, perubahan dengan mengganti sistem justru memecah belah rakyat. 

"Maka kecenderungan kami, perubahan terus menuju perbaikan. Bukan perubahan mengganti. Sistem Pancasila dan NKRI sudah final," imbuhnya. 

Gus Tamim sudah menjadi anggota dewan selama 20 tahun. Artinya, karir politiknya dimulai di usia cukup muda. 10 tahun berlaga di DPRD kabupaten dan dilanjutkan 10 tahun terakhir di DPRD provinsi. Bila terpilih lagi, anggota LBHNU Jawa Timur itu akan berkiprah selama 25 tahun di jalur politik. 

"Saya keluarga pesantren, orang tua kiai, tentu dalam pikiran saya di antara tugas yang harus dilakukan ialah meneruskan tugas orang tua yang dalam hal ini mengajar di pesantren. Politisi itu bagian dari kelanjutan sebagai aktivis kampus dan di Gerakan Pemuda Ansor. Dan saya diakomodasi oleh masyarakat (untuk maju berpolitik, Red)," paparnya. 

Lebih lanjut, Gus Tamim mengatakan bahwa anak muda harus mau berpolitik. Karena tidak ada satu pun kebijakan di Indonesia yang tidak diawali dari politik. Perubahan dan tatanan baru dimulai dari politik yang kerap tidak disadari. 

"Politik yang kemudian disebut kotor, tidak baik ini kan oknum," ungkapnya.

Politisi seharusnya menjual konsep dan gagasan lalu dipilih oleh rakyat. Namun ada kecenderungan memilih karena kemungkinan diberi sesuatu. 

Kategori :