SURAKARTA, HARIAN DISWAY - Maestri keroncong Waldjinah, menyampaikan harapannya untuk Anies Baswedan sebagai calon presiden nomor urut 1 dengan cara yang unik.
Waldjinah memberikan hadiah istimewa berupa Kain Batik Wahyu Tumurun kepada Anies Baswedan, dan sang istri, Fery Farhati.
Fery menerima titipan tersebut saat kunjungan di kediaman mereka di Surakarta, Jawa Tengah, pada Senin, 22 Januari 2024.
Waldjinah mengungkapkan bahwa pemberian kain tersebut adalah bentuk doa agar Anies Baswedan mendapatkan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia.
Melalui video call, Waldjinah berbicara dengan Anies Baswedan dan berharap kain batik tersebut membawa berkah.
"Kain batik Wahyu Tumurun biar turun ke Pak Anies jadi presiden RI, nomor 1," ujar Waldjinah, sembari menjelaskan bahwa batik coklat tersebut diproduksi selama tujuh bulan oleh pembatik lanjut usia yang melibatkan doa-doanya.
Waldjinah juga menambahkan sentuhan pribadinya dengan menandatangani kain batik tersebut.
BACA JUGA:Disambut Musik Keroncong, Istri dan Putri Anies Baswedan Kunjungi Kediaman Waldjinah
BACA JUGA:Anies-Muhaimin Pilih Berdayakan Petani Lewat Contract Farming Ketimbang Food Estate
"Waldjinah, Ratu Keroncong," demikian penanda tangan penyanyi itu pada kain batik yang dihadiahkan.
Anies Baswedan sangat mengapresiasi hadiah tersebut dan berjanji akan mengenakan batik tersebut pada acara penting, terutama yang terkait dengan Pilpres 2024.
Fery Farhati, istri Calon Presiden Anies Baswedan, dan putri sulungnya, Mutiara Annisa Baswedan, melaksanakan kunjungan istimewa ke kediaman Diva Keroncong Indonesia, Waldjinah, di Surakarta, Jawa Tengah, Senin, 22 Januari 2024.-Timnas AMIN-
"Matur Suwun, luar biasa penuh makna batik itu. Nanti saya pakai di acara penting apalagi menyangkut pilpres, saya pakai batik Wahyu Tumurun," ungkap Anies dengan penuh antusiasme.
Sementara itu, Fery Farhati, istri Anies, menyampaikan bahwa pemerintah juga memiliki peran penting dalam menjaga kekayaan budaya Indonesia.
"Pemerintah juga harus hadir untuk menjaga budaya karena sebagian besar biasanya yang mengelola hanya keluarga saja, padahal itu juga kekayaan negara," ujar Fery Farhati.