JAKARTA, HARIAN DISWAY - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengumumkan niatnya untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju sebagai bentuk protes keras dan kritik moral terhadap situasi politik yang dianggapnya tidak sehat.
Keputusan ini diambil dalam interaksi dengan anak muda Semarang, Jawa Tengah, pada kegiatan "Tabrak Prof!".
Mahfud MD menanggapi pertanyaan seorang peserta yang menyampaikan kekhawatiran terkait indikasi penyimpangan kekuasaan dan ketidaknetralan negara dalam penyelenggaraan pemilu.
Ia juga mencatat adanya pengerahan aparat dan tindakan Presiden yang dinilai kontroversial terkait perangkat desa.
Pada kesempatan tersebut, Ganjar Pranowo, calon Presiden nomor urut 3, merekomendasikan Mahfud MD untuk mundur dari jabatan Menko Polhukam guna menjaga integritas pemilu dan menghindari konflik kepentingan.
BACA JUGA:Mahfud MD Sentil Menteri yang Jadi Timses dan Pakai Fasilitas Negara, Siapa Tuh?
Mahfud MD menanggapi saran tersebut dengan tegas, menyatakan bahwa keputusan untuk mundur sudah menjadi kesepakatan bersama sejak awal.
"Saya ingin memberi contoh, kalau saya ini menjadi cawapres yang masih merangkap, apakah saya menggunakan kedudukan untuk memanfaatkan fasilitas negara? Ini sudah tiga bulan saya lakukan, saya tidak pernah menggunakan fasilitas negara," ujar Mahfud MD.
Meskipun telah berusaha memberikan contoh tentang tidak menyalahgunakan fasilitas negara, Mahfud MD mengakui bahwa upayanya tidak berhasil.
Beberapa menteri yang terlibat dalam tim sukses paslon tertentu masih terus menggunakan fasilitas negara, menurutnya.
BACA JUGA:Apa Itu Greenflation, Fenomena yang Ditanyakan Gibran ke Mahfud Md Saat Debat Cawapres?
"Situasinya tidak berimbang, pihak lain menggunakan jabatan, diantar dan sebagainya, malah menteri yang tidak ada kaitannya dengan politik sudah ikut tim sukses," sindir Mahfud MD.
Mengenai rencananya untuk mundur, Mahfud MD menegaskan bahwa hal tersebut akan dilakukan pada waktu yang tepat, sambil memastikan masa transisi berlangsung dengan baik.