Kisah James dan Made yang Dimutilasi

Kamis 25-01-2024,21:51 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Ada yang mengejutkan di pembunuhan-mutilasi James Loodewyk Tomatala, 61, terhadap istri, Ni Made Sutarini, 55. Ternyata Made dimutilasi saat masih hidup. Itu terungkap di rekonstruksi di rumah mereka, Jalan Serayu, Malang, Jatim, Selasa, 23 Januari 2023. Pasti, korban kesakitan.

ITU diungkap pemimpin rekonstruksi Kasatreskrim Polres Malang Kompol Danang Yudanto. Ia mengatakan kepada wartawan, begini:

”Korban dipotong (mutilasi) saat kondisi masih hidup. Terungkap pada adegan ketiga. Setelah korban dipukul sehingga pingsan. Dicekik, tapi tidak meninggal. Kemudian, dipotong pakai pisau kecil di bagian depan leher. Kepala belum putus. Lalu, kepala diangkat, kemudian dipotong pakai pisau besar di tulang leher belakang.”

BACA JUGA: Pembunuh-Mutilasi di Malang Dihantui Korban

Maka, penyebab kematian bukan karena cekikan. Melainkan, potongan pada leher bagian depan. Sedangkan, pemotongan tulang leher (bagian belakang) diperkirakan terjadi saat korban sudah meninggal, ketika dipotong leher bagian depan.

Sangat sadis. Jarang orang mampu melakukan itu. Apalagi, dilakukan terhadap istri yang sudah dinikahi selama 31 tahun, sudah menghasilkan dua anak yang sudah dewasa.

Itu pasti hasil ledakan kemarahan tersangka. Terjadi Sabtu, 30 Desember 2023, sekitar pukul 16.00 WIB. Tubuh korban dipotong jadi sepuluh bagian. Semua dimasukkan ke ember plastik besar warna abu-abu. Kecuali potongan badan yang tergeletak di kamar mandi. Esoknya, Minggu, 31 Desember 2023, James menyerahkan diri ke Polsek Blimbing.

BACA JUGA: Diduga, Mutilasi di Malang Itu Direncanakan

Padahal, ketika James-Made ketemu kali pertama pada 1992 di sebuah rumah sakit swasta di Surabaya, mereka pasangan ideal. Bagai Romeo-Juliet. Made perawat di RS tersebut, James pasien yang kebetulan dirawat Made di sana. 

Waktu itu Made yang asal Klungkung, Bali, sangat cantik. Mirip penyanyi top zaman itu, Grace Simon. Sedangkan James keturunan Jerman-Manado, tampan dan gagah. Ia pegawai PLN Surabaya. Benar-benar serasi, ideal.

Mereka lantas saling tertarik. Berpacaran, menikah, hidup bahagia. Setelah nikah, mereka lantas pindah ke Malang. Sebab, James dipindah tugas. Rumah mereka,  ya… di rumah TKP pembunuhan itu.

BACA JUGA: Motif Mutilasi Istri di Malang

Diceritakan keluarga Made, Wayan Surata, pihak keluarga Made memandang pernikahan James-Made bahagia. Kecuali satu hal: James ringan tangan. Sering KDRT. ”Tapi, Made menahan sabar. Tidak pernah lapor polisi demi anak mereka,” ungkap Wayan yang kini mukim di Klungkung, Bali.

Setelah anak-anak dewasa, si sulung perempuan bekerja di Singapura dan bungsu laki-laki bekerja di sebuah RS di Bali, tinggallah James-Made berdua di rumah. Saat itulah, Januari 2023, Made pergi meninggalkan James. Karena sering KDRT itu. Waktu itu momen yang dianggap tepat bagi Made untuk pergi. Setelah anak-anak dewasa dan tinggal terpisah dari rumah mereka.

Kepergian Made membuat James marah. Sangat marah. Kepada seorang tetangga (saksi penyidikan polisi), James pernah berkata: ”Kalau dia (Made) ketemu saya, bisa saya bunuh.” Ternyata ucapan itu terbukti.

Kategori :