SALAM empat jari diperkenalkan politikus PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) Masinton Pasaribu, sebagai gestur persatuan antara pendukung capres-cawapres 01 dan capres-cawapres 03.
Masih terlalu dini untuk membentuk koalisi dua kubu itu. Kendati demikian, gestur empat jari sudah mulai populer sebagai gerakan rakyat untuk memulihkan demokrasi yang diyakini sedang dibajak kekuatan antidemokrasi.
Dua pekan menjelang pelaksanaan pemilu, situasi politik makin dinamis. Pasangan 02 Prabowo-Gibran seolah berada pada posisi sebagai the common enemy, ’musuh bersama’, yang dikeroyok beramai-ramai oleh pendukung Anies dan Ganjar.
BACA JUGA: Salam 4 Jari, Soft Marketing
Hal tersebut terlihat di forum resmi seperti debat presiden dan calon presiden. Juga, forum tidak resmi, terutama di jagat media sosial.
Dalam politik tidak ada pertemanan dan permusuhan yang abadi. Yang ada adalah kepentingan abadi. Dua kubu 01 dan 03 biasanya seperti minyak dan air yang sulit ketemu.
Dua kubu itu layaknya Tom and Jerry yang saling kejar dan saling cakar. Namun, ketika kepentingan mempertemukan mereka, kedua kubu bersatu menghadapi musuh bersama.
Joko Widodo, sang presiden, sudah mendeklarasikan untuk melakukan kampanye dan berpihak kepada salah satu paslon. Sudah jelas dan tegas bahwa Jokowi berpihak kepada paslon 02 Prabowo-Gibran. Deklarasi itu membuat terkejut banyak kalangan.
Jokowi merasa bahwa sebagai warga negara ia punya hak yang sama untuk berkampanye dan berpihak. Namun, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Jokowi sudah mendeklarasikan diri untuk netral.
Tetapi, kondisi terkini membuat Jokowi harus all-out membela anaknya menghadapi lawan-lawan politiknya.
Jokowi menghadapi risiko politik yang besar jika gagal memenangkan pasangan 02. Ia sudah mempertaruhkan segalanya untuk menjamin keberlangsungan kekuasaannya melalui pasangan Prabowo-Gibran.
Jokowi tahu bahwa ia akan menghadapi political vendetta, ’balas dendam politik’, ketika pertaruhannya berakhir dengan kekalahan.
Segala upaya dikerahkan dan semua sumber daya digelontorkan. Jokowi tanpa sungkan-sungkan membagi-bagikan uang secara terbuka. Menteri-menterinya membagikan sembako kepada rakyat miskin sambil berkampanye bahwa bantuan itu datang dari Jokowi.
Berbagai tunjangan sosial dikucurkan bulan ini sampai Maret. Gaji pegawai negeri sipil dinaikkan dan berbagai skema bantuan sosial mengalir tiada henti.
Jokowi memainkan pork barrel politics, ’poltik gentong babi’, bagi-bagi uang dan sembako, untuk mendongkrak popularitas Prabowo-Gibran yang beberapa waktu terakhir mandek.