HARIAN DISWAY - Angga Putra Fidrian, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), menafsirkan dengan mendalam pesan yang terkandung dalam lantunan salawat yang disampaikan oleh Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa Cak Imin, dalam pidato kebangsaannya di Kumpul Akbar Ber1 Berani Berubah.
Menurutnya, lantunan itu bukan sekadar kata-kata, melainkan pesan yang kuat bagi para pendukung untuk bersatu melawan dominasi oligarki.
"Ini adalah sebuah panggilan kepada seluruh pendukung, bahwa kita berkumpul di Jakarta International Stadium (JIS) untuk menentang kekuasaan segelintir oligarki," ungkapnya pada Minggu, 11 Februari 2024.
BACA JUGA:Kampanye Akbar di JIS: Refleksi Kerinduan Rakyat untuk Perubahan
BACA JUGA:Drone Emprit Sebut Kampanye AMIN di JIS Jadi Perbincangan Utama Sosial Media
Fidrian menegaskan bahwa pihaknya, bersama dengan seluruh rakyat, tidak akan gentar dihadapan oligarki.
"Ini juga merupakan pesan tegas kepada para oligarki bahwa kami di sini tidak takut kepada kalian. Kami tidak akan terikat oleh mereka yang menguasai sepertiga ekonomi Indonesia," tambahnya.
Sebelumnya, Cak Imin bersama jutaan pendukung di JIS, dengan semangat yang membara, menggema dengan lantunan salawat yang juga memuat keprihatinan akan kondisi bangsa.
"Dalam lantunan itu, terdapat kalimat yang menyerukan kesepakatan rakyat untuk perubahan. Bahwa pemilu bukanlah sekedar pergantian kekuasaan dari satu keluarga ke keluarga lainnya, namun melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam membangun kembali konstitusi yang hampir hancur," ucapnya.
'Suara anda tidak boleh dijual, karena hal itu hanya menguntungkan para oligarki. Mari kita tegakkan demokrasi Indonesia yang bukanlah milik dari segelintir dinasti," demikianlah lirik yang disampaikan oleh Cak Imin dengan penuh semangat. (Jessica Laurent)