HARIAN DISWAY - Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) menegaskan bahwa batuk dan pilek bukanlah penyakit biasa.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh dr. Rina Triasih pada press briefing yang diadakan oleh IDAI, Selasa (20/2).
Dr. Rina Triasih mengungkapkan bahwa batuk perlu diwaspadai, terlebih untuk anak-anak.
Terdapat beberapa gejala yang perlu dikenali orang tua yang antara lain, batuk disertai sesak atau napas cepat, batuk darah, batuk berdurasi lebih dari 2 minggu, batuk menggonggong, batuk selalu disertai muntah, batuk yang terjadi pada bayi di bawah 1 tahun, serta batuk dengan ruam biru pada kuku dan bibir.
Beberapa gejala tersebut, merupakan gejala Pneumonia dan Tuberkulosis (TBC) yang dampak terburuknya adalah kematian.
BACA JUGA:Akibat Polusi Udara, Kasus ISPA Balita Jatim Tembus 45 Ribu
“Jika batuk disertai asma setelah 3 hari, merupakan gejala Pneumonia,” terang dr. Rina Triasih.
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman mengenai pertolongan pertama guna meminimalisir angka kematian pada anak akibat Pneumonia dan TBC.
“Jika terjadi pada bayi berusia di bawah 1 tahun, tidak perlu obat minum. Cukup dioleskan balsem dan di pijat halus (terapi dada) pada punggung dan dada bayi,” jelas dr. Rina Triasih.
BACA JUGA:Pneumonia Pada Anak Merebak di Tiongkok, IDAI: Bukan Bakteri Baru
Berbeda dengan bayi, anak-anak dengan umur lebih dari satu tahun memerlukan ramuan berupa jeruk nipis dan madu atau air putih hangat untuk meredakan batuk-nya.
Meskipun beresiko tinggi, batuk masih sering dianggap remeh. Akan tetapi, batuk juga memiliki manfaat bagi pertahanan tubuh manusia. Oleh karena itu, kenalilah gejala batuk yang beresiko buruk untuk tubuh.
“Batuk merupakan pertahanan bagi tubuh kita. Contohnya jika ada debu, abu, atau asap yang masuk ke dalam hidung kita, batuk dapat membantu mengeluarkan benda asing,” ungkap dr. Rina Triasih.(*)