Rektor Universitas Pancasila Didemo, Jadi Sulit Kerja

Selasa 27-02-2024,12:46 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

”Siapa yang cabul?” teriak kerumunan mahasiswa Universitas Pancasila Jakarta di kampus mereka Senin, 26 Februari 2024. Lalu, dijawab ratusan mahasiswa, ”Rektor…” Teriakan itu diulang-ulang di depan gedung rektorat, dilengkapi aneka spanduk. Petugas sekuriti kewalahan mencegahnya.

BERAT bagi Rektor Universitas Pancasila Prof Dr Edie Toet Hendratno bisa bekerja dalam kondisi tempat kerja seperti itu. Ia pasti sangat tertekan. Apalagi, pendemo adalah anak didiknya. Dalam jumlah besar. Lebih berat lagi, materi demo adalah hal memalukan.

Para mahasiswa berteriak, minta agar Rektor Edie dicopot dari jabatannya. Mahasiswa juga meminta agar Rektor Edie memberikan klarifikasi atas tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan terhadap dua karyawati kampus Pancasila.

BACA JUGA: Rektor Universitas Pancasila Dipolisikan Karyawati

Setidaknya ada empat spanduk besar yang dibentangkan di dalam area kampus. Tiga spanduk dipajang di atas trotoar gedung rektorat. Satu lagi sangat besar, diikatkan ke pohon di dekat gedung rektorat.

Spanduk yang dipajang itu bertulisan ”Mempermudah Nafsu Memperkeruh Intelektual”. 

Ada pula yang bertulisan ”Tolak Keras Pelecehan Seksual” dan ”Aksi Tolak Rektor”. Satu spanduk besar bertulisan ”Keributan Dipermasalahkan, Pelecehan Didiamkan”.

Aneka spanduk itu memeriahkan suasana demo rektor. Para mahasiswa pun merasa leluasa berteriak menuntut rektor dicopot.

BACA JUGA: Kirab Nata Jagad Peringati Hari Lahir Pancasila

Seorang petugas sekuriti di gedung rektorat membenarkan bahwa spanduk tersebut dipasang para mahasiswa setempat. Ia sudah mencegah pemasangan spanduk itu, tapi jumlah mahasiswa yang demo terlalu banyak. Petugas kewalahan melarang. Akhirnya dibiarkan.

Dalam kondisi begitu, kantor rektorat tertutup. Wartawan mengonfirmasi, salah seorang karyawan di sana mengatakan bahwa Rektor Edie sedang tidak di tempat. Tapi, mahasiswa tetap berdemo di sana.

Seorang mahasiswa mengatakan ke wartawan, kasus pelecehan seks di kampus mereka itu sudah setahun ini digunjing. Rektor Edie diduga melecehkan dua karyawati Universitas Pancasila, inisial RZ yang saat itu kepala bagian humas dan ventura, kemudian dimutasi ke bidang lain. Juga, seorang karyawati honorer inisial DF.

BACA JUGA: Peringati Hari Lahirnya Pancasila, Hotel Majapahit Surabaya Gelar Donor Darah di Ulang Tahun yang ke-113

Kedua korban perempuan muda usia. Mengaku dilecehkan Edie, kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 27 Maret 1951. Kejadian pada setahun silam. Keduanya sudah lapor polisi sebulan lalu. RZ lapor ke Polda Metro Jaya. DF ke Mabes Polri. 

RZ tetap bekerja di sana setelah pelecehan seks dan dia sudah melapor ke pihak yayasan, tapi tidak ditanggapi. Malah, kemudian dia dipindah tugas ke bidang lain. Sedangkan DF, setelah dilecehkan seksual juga melapor ke pihak yayasan dan tidak ditanggapi, lalu dia mengundurkan diri dari pekerjaan.

Kategori :