Rektor Universitas Pancasila Dipolisikan Karyawati
ILUSTRASI rektor Universitas Pancasila dipolisikan karyawati.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Memprihatinkan. Rektor Universitas Pancasila (UP) Jakarta Prof Dr Edie Toet Hendratno dipolisikan dua karyawati UP. RZ melapor ke Polda Metro Jaya dan DF ke Mabes Polri. Kasusnya sama-sama pelecehan seksual. RZ mengaku dicium dan diremas payudara.
KUASA hukum RZ dan DF Amanda Manthovani kepada wartawan Minggu, 25 Februari 2024, mengatakan, kejadian setahun lalu. Dia menerima kuasa dari para korban pada Januari 2024.
Menurut Amanda, kedua korban sudah melapor ke yayasan yang menaungi Universitas Pancasila, Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP). Namun, tidak ada tanggapan. Akhirnya mereka lapor polisi.
RZ lapor ke Polda Metro Jaya. Dengan nomor LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA. DF lapor Bareskrim Polri. Dengan nomor LP/B/36/I/2024/SPKT/BARESKRIM POLRI.
BACA JUGA: Kirab Nata Jagad Peringati Hari Lahir Pancasila
Dikonfirmasi wartawan, Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi membenarkan adanya laporan pelecehan seksual oleh rektor UP itu. Kini sedang diselidiki. ”Terlapor kami panggil untuk dimintai keterangan Senin, 26 Februari 2024.” katanya.
Amanda menceritakan kronologi kejadian pelecehan seksual. Begini:
Senin, 6 Februari 2023, sekitar pukul 13.00 WIB, RZ sedang bekerja di Universitas Pancasila (dia pejabat bagian humas) diberi tahu oleh sekretaris rektor, RZ diminta menghadap rektor di ruang kerja rektor. RZ bergegas menuju ruang kerja rektor.
Amanda: ”RZ tiba di depan ruang kerja rektor, lalu dia mengetuk pintu. Diizinkan masuk. RZ membuka pintu, masuk. Pak rektor sedang duduk di meja kerja, sedang menulis. RZ lalu duduk di kursi di seberang Pak Rektor.”
Kemudian, Rektor Edie memberikan tugas kepada RZ. Rektor menyampaikan tugas sambil beranjak dari tempat duduknya. Lalu, rektor mendekati kursi RZ. Setelah sangat dekat, mendadak rektor menyosor, mencium RZ. ”Korban dicium kena pipi,” ungkap Amanda.
Seketika RZ kaget. Dia bangkit dari dari kursi, bergegas menuju pintu, hendak keluar ruangan. Namun, seketika RZ dicegah rektor agar jangan keluar ruangan. Sebab, rektor mengaku sakit mata dan minta tolong ditetesi obat mata. Rektor langsung mengambil obat tetes mata dari laci meja kerja.
BACA JUGA: Memperingati Hari Lahir Pancasila, Berikut 5 Rekomendasi Film Bertemakan Pancasila
Dalam kondisi begitu, RZ menuruti perintah rektor. Dia menerima obat tetes mata dan menetesi mata rektor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: