Pembunuhan dengan 78 Tikaman di Lampung: Dulu Pelaku Jadi Korban

Pembunuhan dengan 78 Tikaman di Lampung: Dulu Pelaku Jadi Korban

ILUSTRASI Pembunuhan dengan 78 Tikaman di Lampung: Dulu Pelaku Jadi Korban.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Pembunuhan terhadap Dainuro, 40, warga Desa Pekondoh, Kecamatan Way Lima, Lampung, sadis dan unik. Ia dihujani 78 tikaman pisau oleh remaja D, 15, yang pernah jadi korban pelecehan seks Dainuro. D mengaku sudah merencanakan Pembunuhan itu. Motifnya unik, bikin polisi geleng-geleng kepala.

PELAKU dendam kepada korban bukan karena pelecehan seks itu. Ia setuju dilecehkan. Melainkan soal duit. Atau, uang pembayaran dari Dainuro kepada D setelah dilecehkan.

Kasatreskrim Polres Pesawaran Iptu Pande Putu Yoga Mahendra kepada wartawan, Senin, 1 September 2025, menjelaskan, motif pembunuhan itu dendam pelaku terhadap korban.

BACA JUGA:Perampokan dan Pembunuhan di Pujon, Malang: Pelajari Taktik Perampok

BACA JUGA:Ucapan Korban Picu Pembunuhan di Ponorogo: Doakan Mertua Cepat Mati

Iptu Pande: ”Pelaku mengaku pernah dilecehkan korban. Yakni, alat kelamin pelaku dimainkan korban. Namun, yang membuat pelaku dendam kepada korban bukan soal pelecehan itu. Uang pemberian dari korban (atas pelecehan itu) dinilai pelaku terlalu sedikit dibandingkan hal yang sama yang dibayarkan korban kepada remaja pria lainnya.”

Pande tidak memerinci hal itu. Mungkin karena ia menganggap itu hal tabu. Juga, menyangkut anak di bawah umur. Namun, bisa ditafsirkan demikian:

Dulu Dainuro memainkan penis D dan untuk itu Dainuro memberikan sejumlah uang (tidak disebutkan jumlahnya) kepada D. Dan, D tidak mempermasalahkan pelecehan tersebut karena untuk itu ia diberi uang.

BACA JUGA:Pembunuhan Cucu Businessman Top di Manado: Pihak Korban Maafkan Pelaku

BACA JUGA:Pembunuhan Antarteman, Dibacok Celurit di Bandung: Mengapa Remaja Membunuh?

Namun, kemudian D tahu bahwa ada remaja pria lainnya yang dilecehkan Dainuro dan dibayar dengan jumlah yang lebih banyak daripada yang diterima D sebelumnya. Maka, D dendam kepada Dainuro.

Kasus itu menggambarkan kerusakan moral pelaku dan korban. Karena mereka sama-sama mau. Kasus tersebut juga menggambarkan kemiskinan karena D menganggap bahwa pelecehan itu sebagai suatu transaksi. Karena itu, ia marah ketika tahu ada perbedaan harga.

Kronologi pembunuhan berlangsung cepat. Minggu, 31 Agustus 2025, sekitar pukul 03.15 WIB, Dainuro tiba di rumahnya dari suatu urusan di Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu, Lampung. 

BACA JUGA:Pembunuhan gegara Utang Koperasi Rp 500 Ribu: Miskin Bikin Orang Jahat?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: