SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pembangunan mega proyek infrastruktur moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT) Surabaya kembali digodok. Kajian MRT di Surabaya sebelumnya sudah dilakukan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA). Lalu, Feasibility Study (FS) dilanjutkan oleh Pemerintah Inggris.
Secara teknis, FS dilakukan oleh konsultan Inggris, yakni Mott Macdonald Ltd dan Pricewaterhouse Coopers (PwC). Jangka waktunya mulai Januari - Desember 2024.
BACA JUGA:Link Nonton Bhayangkara vs Dewa United: Tiga Poin Harga Mati Bagi The Guardians
Country Manager Mott MacDonald Indonesia Hari Kusharwanto mengatakan, tantangan proyek MRT sangat kompleks. Hal paling mendasar ialah masyarakat sebagai pengguna. Apakah bisa beradaptasi dengan mudah.
"Masalah kota-kota di Indonesia itu adalah perpindahan kendaraan pribadi kepada transportasi publik. Kalau saya melarang orang menggunakan kendaraan pribadi, saya tidak bisa," jelasnya.
Dalam hal ini, pemerintah harus bisa memberikan subsidi tarif transportasi. Sehingga warga bisa memanfaatkannya dan beralih ke transportasi publik. Mereka akan berfikir lebih banyak benefit yang diterima jika menggunakan transportasi publik dibandingkan kendaraan pribadi.
"Di sisi lain harus mendorong bahwa publik bisa menggunakan transportasi," imbuhnya.
Itu hanya tantangan bagian permukaan saja. Tantangan lain ialah menyoal integrasi transportasi lain yang harus terhubung. MRT harus terhubung dengan moda transportasi yang sudah ada di Surabaya. Jika tidak, masyarakat tetap akan memilih kendaraan pribadi. Karena dianggap lebih praktis.
BACA JUGA:Pahlawan Muda (1): Allan Tandiono, Sosok di Balik Kesuksesan MRT, LRT, dan Whoosh
"Kami mohon dan meminta Pemerintah Surabaya bahwa integrasi dengan transportasi lain perlu karena kalau tidak tidak bisa," ujarnya.
Hari mengatakan bahwa pemetaan tantangan yang dihadapi khususnya di dalam membentuk MRT Surabaya sudah diidentifikasi melalui kajian dari JICA. Kemudian dilanjutkan dan didalami. Misalnya terkait pemutakhiran data survei.
"Kami akan melakukan pemutakhiran data terkait rute yang akan dibuat. Keselarasan. Bahwa setiap kali membuat sistem transportasi publik sangat diharapkan dari pemerintah mendorong pengguna transportasi publik. Bagaimana mereka (masyarakatnya) melihat moda transportasi sebagai solusi," paparnya.
Selanjutnya infrastruktur bangunan MRT juga harus mengindahkan tata ruang kota yang sudah ada. Kondisi Surabaya banyak area heritage peninggalan sejarah. Hal ini menjadi catatan yang sangat penting.
"Kota Surabaya kota sejarah maka kami tidak mau membuat sesuatu infrastruktur yang merusak dan sebagainya," imbuhnya.
BACA JUGA:Potensi Lonjakan Pergerakan Masyarakat Mudik Lebaran 2024 Bisa Tembus 190 Juta Orang