JAKARTA, HARIAN DISWAY - Gempa yang mengguncang bagian utara Pulau Jawa pada Jumat sore, 22 Maret 2024 berasal dari episenter di Laut Jawa sekitar 130 km timur laut Tuban dan 35 kilometer di sebelah barat Pulau Bawean.
Sebelumnya, sempat beredar bahwa gempa ini disebabkan oleh aktivitas Sesar Kendeng. Namun, tentu saja klaim ini tidak berdasar. Mengingat sesar kendeng adalah wilayah patahan yang memanjang di daratan Pulau Jawa mulai dari selatan Semarang hingga mendekati Surabaya. Sementara gempa yang terjadi pada Jumat sore memiliki titik pusat di lautan.
Peta Sesar Kendeng yang memanjang di bagian utara Jawa-Pusgen Balitbang Kementerian PUPR-
Berdasarkan buku Peta Sumber Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017 yang diterbitkan Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), Pusat Litbang Perumahan Balitbang Kementerian PUPR, Sesar Kendeng memajang dari kawasan barat Kabupaten Semarang menuju Purwodadi dan terus memanjang ke arah timur melewati Blora, Cepu, Bojonegoro, Babat, Lamongan hingga ke bagian barat Surabaya.
"Berdasarkan analisis BMKG gempa ini adalah jenis gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif di Laut Jawa," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam konferensi pers pada Jumat, 22 Maret 2024 malam.
Bangunan rusak di Kabupaten Tuban akibat gempa M6,5 pada Jumat sore-BNPB-
Menurut Daryono, analisis awal memang mengarah pada Sesar Meratus yang lebih dekat ke Kalimantan, namun pada Sabtu pagi, 23 Maret, Daryono mengunggah publikasi peta seismisitas Laut Jawa oleh Peter Lunt pada penelitian tahun 2019.
BACA JUGA:Distribusi BBM Tetap Berjalan Pasca Gempa Tuban, Pelayanan Pertamina Masih Normal
Di sana terlihat, titik pusat gempa berada pada zona patahan Sesar Muria yang terletak di antara Busur Bawean dan Busur Karimunjawa. "Berdasarkan peta ini, pembangkit Gempa Bawean M5,9 dan M6,5 pada 22 Maret 2024 diduga Sesar Muria (Laut)," kata Daryono melalui unggahan di akun instagram-nya.
Dengan melihat kecenderungan ini, Daryono mengajak semua pihak untuk tidak saja waspada terhadap gempa jenus thrust di Selatan Jawa yang berpotensi dibangkitkan oleh aktivitas sesar lempeng Indo-Australia. Namun juga patut waspada terhadap potensi gempa di lautan utara Jatim.(*)