Kondisi suhu panas tembus 42 derajat celsius bunuh ribuan sapi di Kansas, Amerika Serikat.-freepik-
“Jumlah penduduk terus meningkat sehingga di waktu bersamaan kebutuhan air juga ikut meningkat. Apabila ini (air-red) tidak dikelola dengan baik maka dampak buruknya akan sangat serius," terang Dwikorita.
Jika situasi ini tak kunjung ditangani, lanjut Dwikorita, bukan tidak mungkin ramalan krisis pangan yang diprediksi The Food and Agriculture Organization (FAO) akan terjadi di 2050 mendatang.
BACA JUGA:BMKG Bentuk Kedeputian Baru, Khusus Karhutla dan Modifikasi Cuaca
Merespon berbagai persoalan tersebut, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan beranggapan bahwa perubahan iklim serta fenomena anomali yang makin parah mengharuskan transformasi pengendalian dampak yang relevan dan radikal.
Kedepannya, Ardhasena berharap isu mengenai dampak perubahan iklim semakin diperhatikan baik oleh masyarakat maupun stakeholder terkait.
"Kami berharap para pemangku kebijakan dari level pusat hingga daerah terus meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan early warning system yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir.” ujar Ardhasena.
BACA JUGA:Korban Terdampak Gempa Bawean-Tuban Tembus 50 Ribu Jiwa, Warga Masih Dicekam Isu Tsunami
Di samping itu, BMKG juga terus mengupayakan pengembangan serta pembangunan sistem peringatan dini multibahaya yang lebih efektif. (Hayu Anindya Azzahra)