Partai Influencer

ILUSTRASI Partai Influencer.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
INI masih tentang unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan di akhir Agustus 2025. Tapi, bukan soal rusuhnya. Namun, tentang model gerakan massanya. Yang tak lagi bergantung kepada sosok tokoh di lapangan.
Tapi, betulkah gerakan itu tanpa tokoh? Sebetulnya tidak. Yang khas dalam gerakan politik 2025 ini digerakkan oleh para influencer. Mereka itulah yang menggantikan tokoh tradisional yang bersumber dari karisma personal.
Influencer adalah individu yang punya pengaruh kuat di media sosial. Mereka bisa memengaruhi orang lain karena reputasi, keahlian, gaya hidup, atau konten yang mereka hasilkan. Mereka biasanya punya pengikut (followers) yang loyal.
BACA JUGA:Engagement Tinggi! Rahasia Popularitas Micro Influencer di Media Sosial
BACA JUGA:Duta Influencer Jatim Jadi Korban Penipuan, Dapat Tawaran Kerja Fiktif hingga Teror
Influencer berbeda dengan buzzer. Yang disebut terakhir itu adalah akun atau individu yang digunakan untuk menyebarkan pesan tertentu secara masif. Biasanya bertujuan menaikkan eksposur isu, produk, atau kampanye politik. Juga, disebut pendengung.
Buzzer hanyalah alat. Ia seperti massa yang digerakkan untuk kepentingan tertentu. Sementara itu, influencer lebih sebagai tokoh. Mereka memiliki banyak pengikut karena punya kredibilitas, relasi dengan follower-nya berbasis trust, dan bisa membangun opini yang bisa menghasilkan gerakan.
Karena itu, gerakan politik Agustus 2025 ini sangat berbeda dengan gerakan Reformasi 1998. Meski tujuannya kurang lebih sama: perbaikan sistem dan perilaku politik yang telah dianggap melenceng dari cita-cita perjuangan bangsa Indonesia.
BACA JUGA:5 Kuliner Milik Influencer TikTok yang Viral
BACA JUGA:Fenomena Power Abuse oleh Influencer dan Dampaknya di Balik Popularitas Digital
Lahirnya gerakan politik Agustus 2025 menegaskan adagium: Setiap zaman ada orangnya, setiap orang ada zamannya. Itu berlaku juga dalam dunia gerakan. Apakah itu gerakan sosial maupun politik. Karena itulah, kita harus percaya bahwa dunia akan terus maju. Tak pernah mundur.
Pada reformasi politik 1998, gerakan dipimpin para tokoh politik. Ada Megawati Soekarnoputri, Gus Dur alias KH Abdurrahman Wahid, dan Amien Rais. Mereka seakan menjadi simpul dari gerakan massa dan mahasiswa. Karena gerakan itulah, rezim Orde Baru yang berkuasa 32 tahun runtuh.
Juga, muncul tokoh-tokoh baru gerakan. Mereka dikenal dengan aktivis 1998. Sebagian besar tokoh gerakan pada zaman itu kini telah menjadi elite kekuasaan. Misalnya, Budiman Sudjatmiko dan kawan-kawan. Ada yang di pemerintahan, juga ada di parlemen seperti Adian Napitupulu.
BACA JUGA:Heboh! Influencer Codeblu Diduga Lakukan Pemerasan, Begini Klarifikasi Sang Istri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: