HARIAN DISWAY - Pendeta Gilbert Lumoindong mengklarifikasi dan memohon maaf tentang video viral khotbahnya yang menyinggung zakat dan ibadah umat Muslim di depan awak media dan Jusuf Kalla. Ia menegaskan, khotbah tersebut ditujukan untuk jemaatnya dan tidak bermaksud untuk menghina atau bahkan merendahkan agama Islam.
“Dengan segala kerendahan hati, saya minta maaf karena kegaduhan yang ada. Karena sebetulnya kita lagi sibuk setelah Pilpres, mau menyambut Pilkada dan baru saja merayakan hari raya Idulfitri dan umat Kristen merayakan kebangkitan Kristus, lalu mau menyambut kenaikan ke Surga. Jadi saya pikir seharusnya suasana baik. Untuk itu, sekali lagi saya minta maaf atas segala kegaduhan,” ujar Pendeta Gilbert sebelum menjelaskan maksud dan kronologi kegaduhan yang ada.
BACA JUGA:Singapura Pernah Menolak Pendeta AS karena Menghina Islam
“Beberapa catatan yang perlu saya garisbawahi, yang pertama, pasti tidak ada niat saya untuk mengolok-olok apalagi menghina. Kenapa? Karena saya dibesarkan di kampung di Tebet dan rumah saya 200 meter dari masjid. Dan itu tempat main saya, masjid itu, lalu kemudian saya dibesarkan di SD Dewi Sartika. Saya belajarnya bukan agama Kristen di sekolah itu, nggak ada guru agama Kristen sehingga saya belajar agama Islam. Jadi, saya dibesarkan di lingkungan yang dekat dengan umat Muslim dan bagi saya itu saudara sendiri,” ungkapnya.
“Yang kedua, itu adalah ibadah internal dan tidak berlaku untuk umum. Tapi, karena jemaat kita ada dua, ada jemaat gereja dan online, jadi otomatis ada di YouTube kami. Tapi itu jelas, ada tulisan ibadah Minggu. Jadi karena itu, sama sekali tidak dimaksudkan untuk umum,” lanjutnya.
Isi klarifikasi dan permohonan maaf Pendeta Gilbert di depan Jusuf Kalla. --Tangkapan Layar
BACA JUGA:Cheng Yu Pendeta GBA Harvest Joshua: You Neng Shang Ren
Sebelumnya, video khotbah Pendeta Gilbert sedang viral di media sosial. Namun, itu merupakan potongan-potongan video khotbah di ibadah Minggunya yang digabung menjadi satu. Saat itu, Pendeta Gilbert menyinggung tentang perbandingan zakat di umat Muslim dengan persepuluhan di umat Kristiani. Namun, Pendeta Gilbert menjelaskan maksud dan tujuannya tidak untuk merendahkan agama Islam.
“Mungkin ada yang melihatnya dengan kacamata yang berbeda, lalu kemudian diedit. Apa tujuannya? Setiap kita tidak ada yang tahu, hanya Tuhan. Tapi yang pasti, bahwa penjelasan itu bukanlah penjelasan yang lengkap dan itu menjadi autokritik umat Kristiani, ketika saya bilang bahwa ibadahnya orang Muslim, cukup setengah mati, karena berat, sehari lima kali. Kita umat Kristen seminggu sekali, itu juga seminggu sekali duduknya santai-santai,” jelasnya.
BACA JUGA:Beras atau Uang? Berikut Ketentuan dan Hukum Zakat Fitrah Bagi Umat Muslim
Kronologi Pendeta Gilbert sindir zakat dan ibadah umat Muslim hingga dapat somasi terbuka. --X @ARSIPAJA
“Di umat Kristen ada kepercayaan memberi 10 persen. Nah di pengetahuan saya itu, umat Muslim di situnya agak lebih gampang karena 2,5 persen. Tapi setelah saya bicara dengan Pak JK, wah, salah Pendeta, 2,5 persen itu cuma zakat belum infaq, sedekah, wakaf, itung-itung lebih berat lagi,” sambungnya.
“Dan untuk itu, kalau berkenan, saya pegang tangan Pak JK, saya cium tangan ini sebagai tanda kepada umat Muslim, saya memohon maaf sekali lagi,” tutupnya sambil mencium tangan JK.
BACA JUGA:Kampanye di Bone dan Barru, Anies Berniat Sowan ke Rumah Jusuf Kalla
Jusuf Kalla menerima permintaan maaf dari Pendeta Gilbert. Ia menjelaskan di depan awak media, bahwa JK bersama ahli agama Islam dan Pendeta Gilbert telah bertukar informasi terkait keagamaan baik dalam Islam mau pun Kristen. JK berharap kegaduhan seperti itu tidak terjadi lagi. (Jessica Laurent)