Begini Suasana Penilaian Audisi Koko Cici Jatim 2024

Sabtu 20-04-2024,19:18 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Heti Palestina Yunani

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Dalam audisi Koci Jatim 2024 yang digelar di kantor Harian Disway, Jalan Walikota Mustajab no 76, Surabaya, pada 20 April 2024, terdapat enam tim penilai. 

Keenam tim penilai itu Sekretaris PSMTI Jawa Timur Monica Permanasari, Runner-up Koci Jatim 2022 Aloisius Thomas, nutrition therapist David Gunawan, Ketua Yayasan Indonesia Tionghoa Culture Center (ITCC) Lily Yosicha, perwakilan Ikatan Koci Indonesia Natania Kezia, dan redaktur Harian Disway Heti Palestina Yunani.

Audisi yang melibatkan 20 peserta tersebut dibagi dalam dua tahapan. Yakni interview dan talent show. Pada tahap interview, para juri melontarkan pertanyaan-pertanyaan seputar budaya Tionghoa dan pariwisata di Jawa Timur.

BACA JUGA: Sesi Talent Show Audisi Koci Jatim 2024, Peserta Adu Penampilan Terbaik

Menengok suasana penilaian audisi Koci Jatim 2024. Keenam tim penilai, dari kiri ke kanan: Monica Permanasari, Aloisius Thomas, David Gunawan, Lily Yosicha, Natania Kezia,   dan Heti Palestina Yunani.-Teddy Insani-HARIAN DISWAY

Monica, misalnya, bertanya kepada para peserta tentang pariwisata apa saja yang ada di Jawa Timur. Tim penilai lain bertanya seputar budaya Tionghoa, pengetahuan tentang rasa cinta tanah air, serta menggali karakter diri tiap peserta.

Seperti seorang peserta bernama Chelsea Florentia. Dia mengungkapkan bahwa keikutsertaannya dalam ajang Koci adalah untuk belajar dan mengembangkan budaya Tionghoa, serta membangun relasi. Mencari pengalaman juga tentunya.

"Dengan berkunjung dan mengamati tiap objek wisata yang berciri khas Tionghoa, berbuat sesuatu untuk melestarikan budaya tersebut, serta mempromosikan pariwisata Jawa Timur. Itu akan menambah relasi. Banyak relasi, maka pengetahuan juga semakin bertambah," ujarnya.

BACA JUGA: Facial Treatment Buat Finalis Koci Jatim 2022 Agar Glowing

Saat interview, dari 20 peserta tersebut, terdapat satu hal yang masih dirasa kurang. Yakni pengetahuan tentang objek wisata di Jawa Timur, khususnya di Surabaya, yang bernapas Tionghoa, serta berbagai macam kebudayaan Tionghoa.

Terkait pariwisata bernapas Tionghoa, rata-rata peserta menyebut tempat populer di Surabaya: Pagoda Tian Ti dan Kelenteng Sanggar Agung di Kenjeran, serta Kya-Kya. Sedangkan tradisi, sebagian besar menyebut seputar barongsai, Imlek, Ceng Beng, dan Cap Go Meh.

Padahal, banyak kawasan cagar budaya dan tradisi Tionghoa yang tersebar di Surabaya. Apalagi di Jawa Timur. Namun, bagi tim penilai, hal itu bukan menjadi kelemahan mendasar.

BACA JUGA: Koci Jatim 2022: Rapat bersama Dahlan Iskan hingga Photoshot bersama Barongsai

"Setidaknya ada ketertarikan, meski jawabannya hampir sama semua," ujar Thomas, salah seorang tim penilai. "Ketertarikan, meski sedikit, itu pertanda baik. Wawasan selanjutnya akan diberikan saat pembekalan," imbuh Thomas.

Kategori :