Namun, bagi pemain yang tidak lolos ke Top 50 dan Top 24 Campers, masih ada kesempatan untuk menjadi All-Star melalui jalur Wild Card.
Wild Card adalah kesempatan kedua bagi para unselected players di DBL Camp untuk mengejar titel DBL Indonesia All-Star. Meskipun harus tersisih di persaingan Top 50 dan Top 24 Campers, para unselected players masih memiliki harapan untuk menjadi All-Star melalui menu latihan terpisah.
BACA JUGA:Hari Ini! Final DBL Jakarta Series 2023, Aroma Revans SMA Jubilee vs SMA Bukit Sion dan SMAN 70
BACA JUGA:Kemenpora Janjikan Sertifikat untuk Semua Peserta Kompetisi DBL Musim Ini
Pelatih dari WBA dan DBL Academy akan memberikan menu latihan berbeda untuk unselected players setelah mereka tersisih. Hal ini dilakukan untuk memudahkan para pelatih dalam memutuskan siapa pemain yang layak mendapatkan Wild Card.
Disediakan 4 (empat) slot untuk masing-masing campers putra dan putri. Totalnya berarti ada 8 tiket Wild Card. Unselected Campers yang menerima Wild Card akan kembali bersaing dengan Top 24 Campers untuk memperebutkan tiket All-Star.
Pelatih dari World Basketball Academy (WBA), Shane Froling, mengatakan bahwa hal terpenting yang dibutuhkan saat bermain basket adalah kerja keras dan keinginan untuk terus berkembang. Oleh karena itu, para pelatih memberikan kesempatan kedua bagi para unselected players melalui Wild Card.
"Harus saya akui, jika unselected players juga memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi All-Star. Mereka bisa mengejar itu jika mau mengembangkan skill di DBL Camp," katanya.
Tak hanya para student-athlete, Kopi Good Day DBL Camp 2024 di Jakarta juga menjadi ajang pengembangan diri bagi 54 pelatih terbaik dari 31 kota dan 23 provinsi di Indonesia.
Para pelatih itu mengikuti berbagai sesi pelatihan dan mendapatkan ilmu baru yang dapat mereka terapkan dalam membimbing para pemain di daerahnya masing-masing.
BACA JUGA:Menpora Dito Teringat Momen Bertemu Jodoh Saat Hadir di Opening Party DBL Jakarta Timur
BACA JUGA:DBL East Java Series Masih Milik Putra SMA St Louis dan Putri SMA Gloria 1 Surabaya
Salah satu sesi pelatihan yang menarik adalah "Offensive Evolution Class" yang dipimpin oleh Shane Froling dan "Coaching Philosophy" yang dibawakan oleh Keegan Crawford, dua pelatih top dari World Basketball Academy (WBA) Australia.
Para pelatih juga mengikuti sesi Statistik dan Psikologi untuk memahami aspek mental dan analitik dalam permainan basket. Di samping itu, mereka juga mendapatkan pelatihan Life Basic Support dari dr. Jane Sentosa, Sp.An.
Sazali Rois, pelatih asal MAN 2 Mataram, NTB, mengaku sangat senang dengan ilmu baru yang ia peroleh di DBL Camp. "Dapat banyak ilmu baru sih di DBL Camp ini. Apalagi soal form shooting ya. Itu membuat saya harus lebih detail lagi nantinya untuk melatih," ujarnya.
Bagi Sazali, ilmu yang ia dapatkan di DBL Camp sangat berguna karena ia berasal dari daerah dengan wawasan dan fasilitas basket yang berbeda dengan kota-kota besar. Hal ini menjadi tantangan tersendiri baginya, namun Sazali bertekad untuk terus belajar dan mengembangkan diri.