Meskipun belum berhasil menang atas He Bing Jiao di partai ketiga, Ester merasa permainan dia sudah cukup baik. He Bing Jiao bukan lawan yang mudah. Selain berada di peringkat 6 dunia, dia juga sangat berpengalaman.
"Dari kemarin sudah diskusi dengan pelatih tentang bagaimana cara bermain melawannya. Dan tadi Puji Tuhan bisa menerapkan apa hasil diskusi itu," tutur Ester.
"Tim sudah tertinggal 0-2 dan saya merasa tegang saat masuk lapangan. Tapi berbarengan dengan tegang, saya merasa excited ingin membukitkan kalau kita masih bisa," ungkap dia.
"Saya belajar banyak di turnamen ini, bagaimana mengatasi situasi di poin-poin kritis, cara bermain dan mental saya juga harus ditingkatkan," pungkas adik kandung Chico Aura Dwi Wardoyo tersebut.
BACA JUGA:Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung Buka Kemenangan Indonesia, Optimistis Tembus Final
BACA JUGA:Uber Cup 2024: Siap Tempur, Ini Pasukan yang Diturunkan dalam Semifinal Melawan Korea
Sementara itu, Ribka/Fadia mengemban tugas berat. Mereka harus menghadapi pasangan nomor 1 dunia yang sedang kuat-kuatnya. Sedangkan mereka sudah lama tidak berpasangan. Ribka/Fadia kali terakhir menjadi pasangan pada akhir 2021. Sebelum Greysia Polii pensiun.
FINAL Uber Cup 2024: Tiongkok vs Indonesia 3-0. Foto: Ribka Sugiarto/Siti Fadia terjun di partai kedua.-Deri Destan-PP PBSI
Ganda putri memang tidak punya pilihan selain memainkan Ribka/Fadia. Sebab, Apri kembali mengalami cedera betis.
"Lawan memang tidak mudah tapi kami ingin coba dulu," jelas Ribka. "Hasilnya belum sesuai yang diinginkan tapi kami tetap bersyukur karena menurut kami, tim Uber tampil di final saja sudah bangga sekali," lanjut pemain asal PB Djarum itu.
Fadia mengungkapkan, mereka sempat mengingat-ingat momentum berpasangan dengan Ribka dalam Piala Uber tahun 2021 di Aarhus. Saat itu, mereka menyumbang poin saat lawan Thailand di perempat final. Sayang, saat itu mereka kalah 2-3.
"Tidak menyangka bisa main di final Uber bareng Ribka lagi. Perjuangan sama-sama dari kecil, dari klub sampai sekarang mencetak sejarah bareng-bareng," tutur dia.
Fadia mengakui, Chen/Jia sangat tangguh. Baik dari pengalaman maupun mentalitas, mereka sangat baik. "Apalagi mereka sudah sering berada di final beregu sementara kami baru pertama kali. Ini pelajaran berharga buat kami," jelas dia.
Keberhasilan tim Uber Cup menembus final menghadirkan asa baru bagi sektor putri Indonesia. Bahwa tim ini sangat solid dan mampu terbang tinggi. Harapannya, mereka bisa mencapai hasil yang lebih tinggi pada penyelenggaraan berikutnya, Piala Uber 2026 di Horsens, Denmark. (*)