Pembunuh dan Bohong Patologis

Minggu 05-05-2024,22:29 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Pembunuh berantai Genene Jones dan Kristen Gilbert juga menceritakan kebohongan yang rumit, antara lain, mengklaim bahwa mereka terkait dengan berbagai selebritas. Kenyataannya, itu bohong.

Johnston: ”Berbohong dan membunuh memiliki lebih banyak kesamaan daripada yang kita kira.”

Dilanjut: ”Dalam penelitian saya terhadap pelaku kekerasan, khususnya mereka yang kejahatannya telah direncanakan, saya terkejut dengan betapa seringnya mereka berbohong pada masa remaja mereka. Mereka sering berbohong dengan berbagai alasan dan tanpa penyesalan.”

”Faktanya, hal itu sering terjadi sehingga saya mulai berpikir bahwa ini adalah salah satu petunjuk kuat bahwa orang ini mampu melakukan lebih banyak kerugian daripada yang dipikirkan orang-orang di sekitarnya.”

Dijelaskan, hampir semua manusia pernah berbohong. Setidaknya kebohongan putih. Suatu kebohongan untuk menghindari menyinggung perasaan orang lain.

Misalnya, suatu hari kita diajak makan siang bersama di rumah seorang teman. Si teman memasak sendiri makanan yang dihidangkan. Setelah selesai makan, kita ditanya tuan rumah, bagaimana rasa masakan tersebut? Maka, kita akan jawab luar biasa, sangat enak. Walaupun sesungguhnya kita terpaksa makan dan rasanya tidak enak sama sekali.

Kebohongan semacam itu dilakukan semua orang. Untuk melindungi orang lain. Kebohongan putih adalah normal. Hasil dan tujuannya adalah baik.

Kebohongan yang dimaksud Johnston yang terkait penjahat adalah kebohongan patologis. Yakni, kebohongan bermotif memanipulasi dan menipu orang lain. 

Pembohong patologis menampilkan gambaran palsu tentang dirinya kepada orang lain, untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka (pembohong patologis) mungkin menceritakan kisah-kisah tentang mantan pacar yang gila, bertujuan membuat kita merasa kasihan sehingga menurunkan kewaspadaan. 

Mereka mungkin memalsukan penyakit atau kecelakaan untuk mendapatkan uang kita. Mereka menyembunyikan informasi atau berbohong tentang perjudian, alkoholisme, penggunaan narkoba, atau kecurangan sehingga kita tidak dapat membuat keputusan yang aman atau berdasar informasi. 

Kebohongan-kebohongan itu dikatakan untuk mendominasi dan mengendalikan kita, entah itu dengan membuat kita terpesona dengan pencapaian mereka atau berbohong untuk mencuri hati kita.

Meski kebohongan patologis bukanlah gangguan mental, seseorang yang terbiasa menggunakan penipuan untuk mendapatkan keuntungan atau mengeksploitasi orang lain selalu memiliki ciri-ciri dan perilaku kepribadian yang mengganggu.

Mayoritas pembunuh yang diteliti Johnston adalah pembohong patologis. Mereka sudah pembohong (patologis) sejak sebelum mereka membunuh orang.

Tapi, betapa pun, itu teori hasil riset Johnston. Kebetulan pula kebohongan tersangka Arif kepada dua pihak sudah diungkap. (*)

 

Kategori :

Terkait

Sabtu 14-12-2024,21:44 WIB

Cinta Ibu kepada Pembunuh

Senin 09-12-2024,23:38 WIB

Sekali Jahat Tetap Jahat

Sabtu 26-10-2024,21:22 WIB

Tarif Assassin dari Ciampea

Rabu 08-05-2024,08:21 WIB

Liku-Liku Polisi Ungkap Pembunuhan