Siapa Supermenteri Kabinet Prabowo?

Sabtu 11-05-2024,21:16 WIB
Reporter : Taufik Lamade
Editor : Yusuf Ridho

BACA JUGA: Sri Mulyani Tak Gabung Kabinet Prabowo, Begini Kata Gibran

Tapi, Adi Sasono? Sudah rahasia umum kala itu, Adi Sasono dikenal sangat berpengaruh dalam berbagai kebijakan pemerintah. Adi adalah tokoh LSM yang sangat populer di kalangan aktivis. Kedekatannya dengan Habibie terjalin kuat saat mereka mendirikan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).

Era Soeharto, karena kekuasaannya begitu panjang, selama 32 tahun, banyak sekali menteri yang menjadi tangan kanannnya. Namun, yang paling populer adalah B.J. Habibie. Ahli pesawat terbang itu selama 20 tahun di kabinet Soeharto. Empat periode (1978–1998). 

Jabatannya selalu menteri ristek, tapi pengaruhnya ke mana-mana. Buktinya, di akhir jabatan Soeharto, ia dipercaya menjadi wapres.

Lantas, siapa yang bakal menjadi ”menteri pembisik” atau supermenteri era Prabowo nanti?

Kalau kita melihat track record menteri pembisik itu, ia sudah mempunyai kedekatan lama dengan presiden. Sudi Silalahi, misalnya, sudah menjadi tangan kanan SBY saat di menko polhukam. SBY menterinya, Sudi selalu sekretaris menterinya.

Jokowi dan Luhut pun sudah kenal sebelum mereka masuk istana. Keduanya sudah membangun aliansi bisnis dengan mendirikan PT Rakabu. Perusahaan patungan itu didirikan di Solo pada 2009. Lima tahun sebelum Jokowi jadi presiden. 

Kedekatan emosional juga memengaruhi. Seperti kedekatan Soeharto dan Habibie. Saat Soeharto memimpin pasukan di Makassar 1950, markas pasukannya berada di depan rumah keluarga Habibie. Rumah Habibie pun pernah dijadikan tempat rapat. Soeharto yang kala itu perwira muda berusia 29 tahun, Habibie masih 14 tahun. 

Membaca track record para supermenteri atau menteri pembisik atau apalah namanya, tentu menteri berikutnya adalah orang dekat dan punya sejarah panjang dengan Prabowo Subianto.

Ada beberapa nama yang bisa disebut sebagai kandidat supermenteri. Misalnya, Sjafrie Sjamsoeddin. Prabowo dan Sjafrie sudah dekat sejak sama-sama jadi taruna Akmil. Saat terjadi gejolak reformasi, mereka bahu-membahu. Prabowo menjadi panglima Kostrad dan Sjafrie menjabat panglima Kodam Jaya.

Prabowo jadi menhan, Sjafrie pun dipercaya menjadi penasihat khusus menhan. Ke mana-mana mereka runtang-runtung. Sangat mungkin Sjafrie yang pernah menjabat wakil menhan akan menjadi menhan sekaligus ”supermenteri”.

Ada juga Suryo Prabowo, mantan kasum TNI. Jenderal bintang tiga itu juga sohib Prabowo. Mereka dekat karena –bukan karena namanya sama-sama ada Prabowo– sudah akrab sejak operasi di Timor Timur. Setelah Prabowo jadi menhan, Suryo menjabat ketua KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan).

Nama lain yang bisa juga disebut kandidat supermenteri ialah Dahnil Anzar Simanjuntak. Sebelum Prabowo menjabat menhan, Dahnil dengan setia jadi jubir. Setelah Prabowo ngantor di Kemenhan, Dahnil juga jadi jubir Kemenhan.

Dari Gerindra, tentu ada nama Sufmi Dasco Ahmad yang selalu terdepan membela Prabowo. Di antara petinggi Gerindra, saat ini Sufmi yang paling menonjol.

Andaikan Luhut masih bersedia jadi menteri, tentu Luhut kandidat kuat menjadi supermenteri kabinet Prabowo. Hubungan Prabowo dan Luhut tak hanya karena sesama tentara. Tapi, keduanya sejak lama sudah bisnis bersama. 

Luhut pernah menjabat komisaris utama PT Kiani Kertas, perusahaan milik Prabowo. Keduanya bahu-membahu saat perusahaan itu krisis. 

Kategori :