HARIAN DISWAY - Tanggal 20 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Indonesia. Di tahun 2024 ini, Indonesia memasuki peringatan Harkitnas yang ke-116. Tapi, apa sih Harkitnas itu? Dan apa makna peringatan Harkitnas?
Penetapan Hari Kebangkitan Nasional didasarkan pada hari kelahiran organisasi Boedi Utomo, yang memelopori perubahan dalam perjuangan melawan penjajah dengan mengedepankan kekuatan pemikiran. Tujuan peringatan ini yakni untuk mengenang perjalanan panjang bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menyampaikan informasi mengenai tema Hari Kebangkitan Nasional ke-116 tahun 2024. Berdasarkan surat nomor 1577/M.KOMINFO/HM.04.01/05/2024 tentang Pedoman Penyelenggaraan Harkitnas ke-116 Tahun 2024, tema yang diusung adalah "Bangkit untuk Indonesia Emas".
Namun, bagaimana dengan sejarah di balik Harkitnas dan apa makna peringatan ini?
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Hari Pendidikan Nasional dan Sosok Ki Hajar Dewantara
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional
Kebangkitan Nasional Indonesia merujuk pada periode di paruh pertama abad ke-20 di Nusantara (sekarang Indonesia), ketika rakyat mulai menyadari identitas mereka sebagai 'orang Indonesia'. Masa ini ditandai oleh dua peristiwa penting, yakni berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 dan ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Untuk meraih keuntungan ekonomi dan menguasai administrasi wilayah, Belanda menerapkan sistem pemerintahan kolonial kepada masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki kesamaan dalam identitas politik. Pada awal abad ke-20, Belanda menetapkan batas teritorial di Hindia Belanda, yang menjadi cikal bakal Indonesia modern.
Pada paruh pertama abad ke-20, muncul berbagai organisasi kepemimpinan baru. Hal ini juga didukung Kebijakan Politik Etis yang diterapkan Belanda. Politik etis alias "balas budi" salah satunya diterapkan dengan memberikan akses pendidikan pada anak-anak Pribumi.
Hal ini pada gilirannya membantu menciptakan sekelompok orang Indonesia yang terdidik. Kaum terdidik ini nantinya akan menjadi penggerak kemunculan kesadaran dan identitas bersama sebagai "Orang Indonesia".
BACA JUGA:Refleksi Hari Pendidikan Nasional: Ki Hadjar Dewantara dan Hak Rakyat atas Pendidikan
Transformasi mendalam yang terjadi pada kelompok ini sering disebut sebagai 'Kebangkitan Nasional Indonesia'. Periode ini ditandai oleh peningkatan aktivitas politik.
Ada Budi Utomo yang berdiri pada 20 Mei 1908, Sarekat Dagang Islam (SDI) yang berdiri tiga tahun sebelumnya yakni 1905. Gerakan politik lantas menguat dengan lahirnya partai politik pertama di Indonesia yakni Indische Partij atau Partai Hindia pada 25 Desember 1912, disusul organisasi-organisasi lainnya hingga deklarasi Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Gerakan nasional berperan penting dalam menyatukan gerakan revolusi dan perlawanan terhadap penjajah di seluruh negeri yang akhirnya mencapai puncaknya pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Pasca proklamasi, tepatnya pada tahun 1948, kesadaran ini juga berperan penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Saat itu, Belanda masih menganggap Indonesia sebagai wilayah koloninya dan enggan mengakui kemerdekaan Indonesia.