Sementara itu, muncul kelompok oposisi yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Amir Sjarifuddin, didukung oleh kelompok kiri.
BACA JUGA:Ada Peringatan Tragedi Trisaksi pada 12 Mei, Simak Sejarah dan Asal-Usulnya
Presiden Soekarno khawatir perpecahan antargolongan dan ideologi akan mengancam persatuan bangsa. Oleh karena itu, dibutuhkan simbol yang dapat mempersatukan rakyat dan mencegah perpecahan.
Berdasarkan usulan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara), Presiden Soekarno menetapkan berdirinya Boedi Utomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 1948 di Istana Kepresidenan Yogyakarta, bertepatan dengan peringatan 40 tahun berdirinya Boedi Utomo.
Penetapan ini kemudian diperkuat oleh Presiden Soeharto melalui Keputusan Presiden No. 1 Tahun 1985 tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional.
BACA JUGA:Sejarah di Balik Peringatan Hari Buruh 1 Mei dan Tujuan Peringatannya
Makna Hari Kebangkitan Nasional
Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia. Pada masanya, Belanda bahkan mengakui lahirnya Boedi Utomo sebagai simbol kebangkitan Bangsa Indonesia.
Makna dari Hari Kebangkitan Nasional terletak pada penerapan semangat nasionalisme dalam mengisi kemerdekaan melalui pembangunan di segala bidang. Peringatan ini juga dimaksudkan untuk mengingat kembali semangat perjuangan bangsa Indonesia di masa lalu dalam upaya meraih dan mempertahankan kemerdekaan.
BACA JUGA:Sejarah dan Makna Peringatan Hari Kartini 21 April, Bukan Semata Pakai Kebaya
Itulah penjelasan terkait sejarah di balik Hari Kebangkitan Nasional dan makna peringatan tersebut. Semoga masyarakat Indonesia dapat memaknai peringatan ini dan mengenang perjuangan Boedi Utomo. (Jessica Laurent)