Sejarah dan Makna Peringatan Hari Kartini 21 April, Bukan Semata Pakai Kebaya

Sejarah dan Makna Peringatan Hari Kartini 21 April, Bukan Semata Pakai Kebaya

Sejarah dan makna peringatan Hari Kartini 21 April. --ilustrasi

HARIAN DISWAY - Hari ini, 21 April 2024, Indonesia memperingati Hari Kartini. Hari tersebut bertujuan untuk memperingati jasa-jasa dan perjuangan pahlawan nasional, Raden Ajeng Kartini, seorang perempuan luar biasa yang memperjuangkan kesetaraan gender.

Kartini identik sebagai pahlawan emansipasi perempuan. Berkat pemikiran dia lah, perempuan dari berbagai kalangan mendapatkan akses terhadap pendidikan. Anak-anak gadis bisa sekolah, dan memiliki kesempatan untuk menikmati taraf kehidupan yang lebih baik.

Sosok Kartini telah berkali-kali diangkat ke layar lebar. Terakhir oleh sutradara Hanung Bramantyo, yang dibintangi Dian Sastro. Lewat film itu, kita sedikit banyak makin mengenal sosok pahlawan asal Jepara tersebut.

BACA JUGA:Lirik dan Makna Lagu Ibu Kita Kartini Ciptaan W.R Supratman

Namun, sejak kapan hari lahir Kartini dijadikan peringatan nasional? Dan apa makna peringatan itu? Berikut sejarah dan makna peringatan hari Kartini di Indonesia.


SEJARAK dan makna peringatan Hari Kartini 21 April. Foto: Sosok Kartini yang diperankan Dian Sastro dalam film Kartini (2017).-MD Entertainment -

Sejarah Hari Kartini

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964, Hari Kartini resmi diperingati pada 21 April. Presiden Soekarno juga menetapkan RA Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

RA Kartini lahir di kalangan keluarga bangsawan. Dia adalah putri pertama dari Bupati Jepara, Raden Mas Sosroningrat dan Guru Agama M.A Ngasirah. Gelar RA sendiri kependekan dari Raden Ajeng.

BACA JUGA:Bioskop Kampus 2024: Kupas Film Kartini Lewat Lensa Sinematografi

BACA JUGA:6 Ide Kegiatan Lomba Hari Kartini Bagi Gen Z

Kartini lahir di masa penjajahan, tepatnya pada 1879. Di saat masih ada kesenjangan hak antara laki-laki dan perempuan, terutama dalam bidang pendidikan. Saat itu Belanda sudah banyak mendirikan sekolah. Tapi yang boleh belajar di sana hanya kalangan tertentu. Dan diutamakan laki-laki.

Kartini saja, yang putri bupati, hanya mendapat pendidikan setara Sekolah Dasar (SD) di Europesche Lagere School (ELS). Bayangkan anak-anak perempuan dari kalangan biasa atau rakyat jelata. Mereka tidak memiliki kesempatan mengenyam pendidikan.


Biografi R.A Kartini, pahlawan nasional pejuang emansipasi wanita. --Merdeka.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber