Melanjutkan hal itu, Jokowi menekankan tiga strategi pada forum tersebut
Pertama, meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusivitas untuk mencapai solusi tantangan bersama terutama untuk negara-negara pulau kecil yang mengalami kelangkaan air.
Kedua, memaksimalkan hydro-diplomacy untuk bekerja sama dan menciptakan inovasi terkait pengelolaan sumber daya air.
Ketiga, memperkuat political leadership untuk menyukseskan berbagai macam kerja sama untuk menciptakan ketahanan air berkelanjutan.
Dari tiga strategi tersebut, Indonesia menginisiasi empat inisiatif baru untuk mewujudkan tata kelola air berkelanjutan yaitu penetapan World Lake Day, pendirian Center of Excellence di Kawasan Asia Pasifik untuk ketahanan air dan iklim, tata kelola air berkelanjutan di negara-negara pulau kecil, dan penggalangan proyek-proyek air untuk memastikan komitmen politik bisa diwujudkan dalam bentuk aksi nyata.
Jokowi konsisten menekankan upaya keberlanjutan dari tata kelola air untuk kesejahteraan bersama.
"Air bukan sekadar produk alam, tetapi produk kolaborasi yang saling menghubungkan dan mempersatukan kita. Preserving water is our collective responsibility," terang Jokowi pada pembukaan World Water Forum ke-10 tersebut. (*)
Mochammad Alwi Hidayat, Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, peserta Magang MBKM Harian Disway.