HARIAN DISWAY - Sebagai orang tua, rasa ingin melindungi dan memberikan yang terbaik bagi anak memang wajar. Tapi, tahukah Anda bahwa kasih sayang yang berlebihan bisa menjebak kita dalam pola asuh helicopter parenting?
Helicopter parenting adalah istilah yang berasal dari buku Parents & Teenagers karya psikolog Haim Ginott pada 1969. Helicopter parenting merujuk pada gaya pengasuhan yang menempatkan orang tua terlalu protektif dan selalu "mengintai" setiap langkah anak.
BACA JUGA: Gentle Parenting, Pola Asuh yang Melibatkan Perasaan Anak, Apa Manfaatnya Ya?
Layaknya helikopter yang selalu melayang di atas, orang tua helicopter ingin mengontrol setiap aspek kehidupan anak. Mulai dari hal kecil seperti memilih baju hingga keputusan besar seperti jurusan kuliah.
Meskipun niatnya baik, pola asuh ini justru bisa membawa dampak negatif bagi perkembangan anak, lho. Dampaknya bisa beragam. Berikut ini ada tiga hal yang bisa membantu menjelaskannya.
- Anak menjadi kurang mandiri dan percaya diri. Terlalu banyak dibantu dan dikontrol, anak jadi tidak terbiasa menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan sendiri. Hal ini bisa membuat mereka mudah cemas dan ragu-ragu saat menghadapi situasi baru.
BACA JUGA: Anak Melakukan Kesalahan? Begini Tips Parenting yang Tepat
- Anak tidak mampu mengelola emosi. Kebiasaan orang tua menyelesaikan masalah anak membuat anak tidak belajar bagaimana cara menghadapi kekecewaan, kemarahan, dan frustrasi. Hal ini bisa berakibat pada masalah kesehatan mental di kemudian hari.
- Hubungan orang tua dan anak renggang. Terlalu banyak campur tangan dan kontrol dari orang tua bisa membuat anak merasa terkekang dan tidak bebas. Hal ini bisa memicu pertengkaran dan membuat anak menjauh dari orang tua.
Lalu, bagaimana cara menghindari helikopter parenting? Berikut beberapa tipsnya:
- Berikan anak ruang untuk belajar dan berkembang. Biarkan anak mencoba hal baru, meskipun berisiko gagal. Ini adalah cara terbaik bagi mereka untuk belajar dan menjadi individu yang tangguh.
BACA JUGA: Parenting Talk Sekolah Pembangunan Jaya: Peran Ibu 94 Persen dalam Mencetak Anak Menjadi Bintang
- Percaya pada kemampuan anak. Berikan anak kesempatan untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri. Bantu mereka saat mereka membutuhkan, tapi jangan langsung mengambil alih.
- Dengarkan dan hargai pendapat anak. Libatkan anak dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan mereka. Ini akan membantu mereka merasa dihargai dan membangun rasa percaya diri.
- Jalin komunikasi yang terbuka dan positif. Ciptakan suasana di mana anak merasa nyaman untuk bercerita tentang apa pun kepada orang tua.
Menjadi orang tua memang tidak mudah, tapi bukan berarti kita harus menjadi helicopter parenting. --iStockphoto
BACA JUGA: 6 Tip Parenting untuk Mengatasi Anak yang Malas Belajar
- Ingatlah bahwa setiap anak berbeda. Jangan bandingkan anak dengan orang lain dan jangan paksakan mereka untuk menjadi apa yang kamu inginkan.
Menjadi orang tua memang tidak mudah, tapi bukan berarti kita harus menjadi helicopter parenting. Berikan anak kasih sayang dan dukungan, tapi jangan lupa untuk memberi mereka ruang untuk belajar dan berkembang menjadi individu yang mandiri dan tangguh.
Percayalah, mereka mampu terbang dengan sayap mereka sendiri! Dengan pola asuh yang tepat, anak akan tumbuh menjadi individu yang mandiri, percaya diri, dan mampu menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. (*)
BACA JUGA: Drama Korea Menginspirasi Ibu-Ibu Belajar Parenting
Artikel ini ditulis oleh Cicik Ike Patriani, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, peserta Magang Reguler di Harian Disway