Paus yang sudah menjabat sejak 2013 itu memperingatkan tentang bahaya menggunakan AI untuk membuat keputusan penting. Mulai pembayaran jaminan sosial hingga di mana penggunaan senjata otonom.
"Paus tampaknya memiliki semacam antena yang memungkinkannya merasakan saat ketika umat manusia mengalami situasi tantangan terbesar bagi dirinya sendiri," kata Paolo Benanti.
BACA JUGA:World Youth Day 2023 : Sri Paus Minta Restu Bunda Maria Sebelum Terbang ke Lisbon
Tetapi apakah para pemimpin G7 akan mendengarkan Paus? Eric Salobir yang merupakan penulis buku God and Silicon Valley, mengatakan bahwa selain pengaruhnya sebagai pemimpin spiritual, Paus memiliki kekuatan sebagai pengamat netral.
"Fakta bahwa tidak ada 'Teknologi Vatikan' adalah aset dalam hal netralitas. Gereja tidak memiliki agenda tersembunyi, tidak ada ekonomi digital, tidak ada 'negara start-up' untuk diluncurkan, atau investasi untuk menarik," ujar Eric Salobir.
Akibatnya, ketika Vatikan berbicara tentang AI, "itu adalah untuk teknologi itu sendiri, apa yang bisa dilakukannya untuk manusia. Itu mungkin salah satu dari sedikit negara dalam situasi ini," ucapnya. (*)