Setelah tiba dan beristirahat, para jamaah akan mengikuti orientasi pemetaan hotel ke Masjidilharam. Mereka diajak jalan kaki. Ditunjukkan pintu keluar dan pintu masuk terdekat.
Menurut Misbach, orientasi itu sangat penting. Mengingat banyak sekali jamaah yang biasanya tersesat. “Kadang mereka bergerombol dan tersesat. Jadi, kami beri orientasi,” terang lelaki asal Rangkah, Surabaya, itu.
Keistimewaan lainnya tentu akan didapatkan para jamaah haji khusus Mabruro. Terutama yang menginap di Hotel Marwa Rotana. Sebab, mereka bisa melihat Kakbah dari jendela restoran hotel itu. “Nanti pasti bisa lihat Kakbah, biasanya saat sarapan jam 6 pagi. Makanya harus diawali sarapannya supaya dapat tempat yang nyaman,” ungkap Misbach. (*)