Pertimbanganya investasi di sektor hulu terjadi peningkatan. Dilain pihak, peningkatan kapasitas produksi minyak bumi sebagai bantalan PNBP kita kedepan.
Atas postur pendapatan dan belanja pada RAPBN 2025, saya perkiraakan pendapatan negara Rp. 2.986,3 triliun, belanja negara Rp. 3.542 triliun, defisit APBN sebesar Rp. 555,7 triliun (2,29% PDB)dengan asumsi PDB 2025 sebesar Rp. 24.270 triliun.
Belanja negara RAPBN 2025 juga akan memberikan dukungan anggaran untuk Program Pak Prabowo tentang makan bergizi gratis untuk anak sekolah sebesar Rp. 71 triliun.
Tax ratio kita asumsikan bisa meningkat menjadi 10,5 persen PDB, maka target penerimaan perpajakan sebesar Rp. 2.548,3triliun, selebihnya dari PNBP dan hibah.
Target ini sangat challengingbagi pemerintah di tahun 2025, ditengah situasi tingkat konsumsi rumah tangga meskipun tumbuh, namun capaiannya lebih rendah dari tahun sebelumnya, serta biaya dana yang mahal.
Apalagi sejak tiga tahun terakhir tax ratio hanya mampu di raih pada level 10,3 persen PDB, serta komoditas ekspor kita tidak setinggi tahun 2022.
Saya berkeyakinan, dengan postur RAPBN 2025 seperti ini, meskipun dengan sejumlah target yang cukup menantang, namun postur RAPBN ini cukup baik untuk merespon tantangan ekonomi kita kedepan.
Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah